Banjir Asahan Meluas, 2.414 Rumah Terendam

Sumber:Koran Sindo - 01 Desember 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

KISARAN (SINDO) – Banjir kedua yang melanda daerah Asahan semakin meluas. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asahan melaporkan, gelombang banjir kali ini telah merendam sedikitnya 2.414 rumah warga.

Akibat bencana itu, sejumlah fasilitas publik di dua kecamatan yang terkena luapan Sungai Asahan terpaksa ditutup. ”Selain Kecamatan Simpang Empat, banjir kedua ini telah meluas ke kecamatan Sei Kepayang,” ujar Kepala Dinas Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asahan Syarifuddin Harahap kemarin. Bencana banjir tersebut juga memaksa 850 kepala keluarga (KK) harus mencari lokasi yang aman.

Saat ini Pemkab Asahan mendata terdapat 2.414 KK rumah warga yang terendam banjir. ”Kami sudah turunkan tim ke kecamatan Sei Kepayang untuk memantau dan menanggulangi banjir. Namun, tidak banyak usaha yang bisa diperbuat,”paparnya. Syarifuddin mengungkapkan, banjir yang melanda Kecamatan Sei Kepayang telah merendam tiga desa, yaitu Desa Perbangunan, Pertahanan, dan Desa Sei Paham.

Walaupun terdapat tiga desa yang terendam banjir di wilayah itu, banjir yang terparah masih ditemukan di dua desa di Kecamatan Simpang Empat, yaitu Desa Simpang Empat dan Desa Sei Dua Hulu. Sementara desa tetangganya, yakni Desa Sei Lama dinyatakan aman dari luapan banjir.

Syarifuddin menyebutkan, dengan meluasnya banjir menjelang penghujung tahun ini, tercatat enam desa dari dua kecamatan tersebut terendam banjir, yakni masing- masing Desa Simpang Empat, Desa Sei Dua Hulu, Desa Sei Lama, Kecamatan Simpang Empat; dan Desa Perbangunan, Pertahanan, dan Desa Sei Paham, Kecamatan Sei Kepayang. Akibat banjir yang menimpa dua kecamatan di Asahan itu terdapat 4 sekolah swasta dan negeri, serta 1 unit puskesmas pembantu (pustu) dan kantor kepala desa ditutup oleh pemerintah setempat.

Pasalnya, ketinggian air di daerah itu telah menggenangi sejumlah fasilitas publik sehingga mengakibatkan aktivitas belajarmengajar, pelayanan kesehatan masyarakat, serta aktivitas pelayanan pemerintahan desa lumpuh total. Di Desa Simpang Empat misalnya, satu unit SD negeri dan madrasah diniyah terpaksa diliburkan. ”Sudah ada empat titik posko kesehatan yang dibangun untuk Kecamatan Simpang Empat.

Sedangkan di Kecamatan Sei Kepayang masih dikoordinasikan lebih lanjut dengan dinas yang terkait,” beber Syarifuddin. Dia menambahkan, akibat banjir yang melanda kawasan ini, sarana transportasi ikut terputus. Di Kecamatan Sei Kepayang misalnya, dilaporkan dua desa, yakni Desa Perbangunan dan Pertahanan menjadi terisolasi. Begitu juga Desa Sei Dua Hulu di Kecamatan Simpang Empat sulit dijangkau.

Sejauh ini Pemkab Asahan belum menyuplai bantuan kepada para korban banjir karena stok makanan pokok (beras) dinilai masih aman dan tidak ada masalah. Mereka memperkirakan masih terdapat persediaan makanan untuk warga korban banjir yang disalurkan Pemkab Asahan dalam peristiwa banjir pertama yang terjadi sejak 23 Oktober lalu. Persediaan makanan masih sangat mencukupi. Karena itu, Pemkab Asahan belum menyuplai lagi kebutuhan makanan para warga korban tersebut.

Sejumlah warga korban banjir menilai Pemkab Asahan lamban menanggulangi banjir di daerah ini termasuk dalam penyaluran bantuan. Selain masalah tenda pengungsian yang kurang, minimnya bantuan makanan juga sering dikeluhkan warga. ”Bantuan makanan dalam banjir pertama saja pembagiannya tidak merata. Untuk banjir kedua ini, kami sudah kewalahan untuk makan.

Siapa bilang persediaan beras bantuan yang dikucurkan pemkab mencukupi,” kata Amir, warga Simpang Empat kepada SINDO kemarin. Pernyataan warga korban banjir itu mendapat bantahan dari Syarifuddin Harahap. Pemkab Asahan telah berbuat maksimal membantu para korban. Hanya, pihaknya masih keterbatasan sarana semisal tenda. Mengenai kebutuhan makanan, pemkab telah menurunkan 68 ton beras yang disuplai kepada masyarakat. ”Kami sudah berbuat maksimal.

Soal penanggulangan banjir ini tentu tidak bisa dilakukan saat ini karena ketinggian air masih menggenangi daerah dengan ketinggian antara 80–120 sentimeter. Bagaimana mau menanggulanginya saat ini,” pungkasnya. (edy gunawan hasby)



Post Date : 01 Desember 2008