Banjir Ancam Tujuh Kecamatan

Sumber:Indopos - 15 November 2007
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
KLATEN - Penduduk Klaten harus benar-benar waspada. Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) merilis tujuh kecamatan rawan banjir. Bahkan, BMG memperkirakan bahwa potensi banjir tersebut tinggi. Prediksi banjir tersebut terjadi bulan ini hingga Desember mendatang.

Tujuh kecamatan tersebut adalah Prambanan, Gantiwarno, Jogonalan, Wedi, Cawas, Delanggu dan Bayat. Di peta yang dirilis BMG bulan ini, semua daerah tersebut diarsir merah. Dalam legenda peta, ada keterangan yang menyebutkan jika warna merah adalah potensi banjir dengan klasifikasi tinggi.

Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) Pemkab Klaten juga telah merilis peta wilayah rawan bencana. "Kami minta warga di daerah bencana untuk waspada. Kondisi tidak bisa diprediksi," ujar Kepala Kesbanglinmas Klaten Eko Medisukasto.

Di tujuh kecamatan tersebut, mengalir beberapa sungai besar. Salah satunya adalah Sungai Dengkeng yang selama ini menjadi pemicu terjadinya banjir. Pada 2006 lalu, kejadian banjir juga terjadi di daerah tersebut.

SAR Klaten sendiri sudah diperintahkan siaga oleh Komandan SAR Anang Widayaka. Empat tim diminta melakukan survei di beberapa lokasi rawan bencana. Saat ini, tim survei tersebut masih melakukan tugasnya. Salah satu yang dipantau adalah Gunung Merapi.

"Status siaga ditetapkan sejak 15 Oktober 2007 lalu. Tim yang bergerak menyurvei wilayah rawan longsor, banjir dan potensi lahar dingin dari Merapi. Saat ini, pendataan masih dilakukan," ungkap Anang.

Musim hujan lalu, banjir terbesar melanda Desa Karangasem, Kecamatan Cawas. Ratusan penduduk di wilayah tersebut terpaksa mengungsi selama dua hari. Air menggenangi sedikitnya dua dukuh di desa itu. Meski tidak ada korban, banjir di Karangasem sempat membuat panik warga.

Banjir besar kedua melanda Gantiwarno dalam periode musim penghujan yang sama di awal 2007. Desa Karangturi, Jogoprayan, Gentan dan sebagian Ngandong sempat terendam. Tidak ada penduduk mengungsi. Tetapi, kerugian di bidang pertanian mencapai puluhan juta rupiah.

Subdin Pengairan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) juga ikut siaga. Kasubdin Pengairan Joko Wirjanko mengatakan, timnya disiapkan untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu debit air di beberapa sungai meningkat tajam. "Mereka ada di Cawas dan Gantiwarno. Dua daerah ini paling rawan. Begitu air meningkat, mereka lapor melalui HT," kata dia. (den)



Post Date : 15 November 2007