|
Jakarta, kompas - Banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya sampai saat ini masih belum bisa dikendalikan sepenuhnya. Ancaman banjir saat musim hujan tiba masih belum bisa dihindari. Selain karena faktor alam, perbuatan manusia yang merusak juga memperparah ancaman banjir. Untuk mengatasinya perlu sinergi pemerintah, masyarakat, dan swasta. Hal itu dikatakan Pimpinan Induk Pelaksana Kegiatan Pengembangan Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (IPK-PWSCC), Departemen Pekerjaan Umum Pitoyo Subandrio dalam pemaparan kesiapan IPK-PWSCC menghadapi musim hujan dan banjir tahun 2005/2006, Kamis (27/10). Menurut dia, membebaskan Jakarta dari banjir tampaknya sulit. Sebab, kondisi alam Jakarta adalah dataran rendah dengan kemiringan dasar sungai yang landai. Sampai saat ini masih ada 78 lokasi genangan banjir di wilayah DKI. Kerawanan itu semakin diperparah dengan kegiatan manusia yang justru merusak alam, antara lain peruntukan dataran banjir yang tidak sesuai dengan tata ruang, permukiman di bantaran sungai, drainase yang tidak berfungsi, prasarana pengendalian banjir terbatas, dan penumpukan sampah padat. Tetapi upaya yang bisa dilakukan adalah mengendalikan banjir secara maksimal. Ini bukan cuma tugas pemerintah. Masyarakat dan swasta juga harus ikut berperan, katanya. Kepala Satuan Kerja Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai Djoko Prakoso mengatakan, untuk menghadapi ancaman banjir, IPK-PWSCC sudah membentuk tim dan pos piket pemantauan banjir dengan menyiagakan 130 petugas dan menyiapkan 11 pompa mobil yang ditempatkan di lokasi-lokasi yang diprioritaskan. Untuk mengantisipasi bencana banjir sejak dini, mulai tahun 2003 sudah dipasang 17 alat telemetri, yakni sistem pemantau banjir jarak jauh. Alat tersebut dapat menginformasikan kondisi ketinggian permukaan air pada saat itu juga. Ini bisa jadi peringatan dini akan adanya ancaman banjir. Masyarakat punya cukup waktu untuk menyelamatkan diri dan harta benda, katanya. BKT bukan segalanya Pengendalian banjir di Jakarta juga dilakukan dengan pembangunan banjir kanal. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat ini berupaya untuk bisa menyelesaikan pembangunan Banjir Kanal Timur (BKT) sepanjang 23,5 kilometer. Tetapi, pengerjaan fisik sampai saat ini baru sepanjang 5,5 kilometer. Menurut dia, BKT bukan segala-galanya untuk mengurangi banjir di Jakarta, tetapi hanya mengamankan 270 kilometer persegi di wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Timur. Kapasitas tampung BKT hanya 370 meter kubik per detik. (ELN) Post Date : 28 Oktober 2005 |