|
Banda Aceh, Kompas - Tiga kecamatan di Kabupaten Pidie kini masih terkurung banjir menyusul putusnya jalan negara Tangse-Meulaboh di titik Kubu Aneuk Manyak, Aceh Barat, Rabu (29/2) malam. Di jalur yang sama dari arah Beureunuen menuju Tangse, Jembatan Blang Maloe juga putus, Kamis pagi. Hampir bersamaan waktunya, bencana banjir juga terjadi di sejumlah kabupaten di Sumatera Barat (Sumbar) sehingga Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar memberlakukan status darurat bencana serta meminta semua kabupaten/kota di Sumbar siaga terhadap ancaman bencana banjir dan tanah longsor. Tiga kecamatan yang terisolasi di Aceh Barat adalah Tangse, Geumpang, dan Mane. Terputusnya jalur dari dua titik tersebut juga menghambat pengiriman bantuan kepada korban banjir di wilayah Tangse, khususnya di Desa Kebun Nilam. Putusnya jalur di Kubu Aneuk Manyak, Rabu malam, terjadi akibat badan jalan ambles membentuk lubang menganga hampir 9 meter menyusul guyuran hujan deras di wilayah tersebut. Jalur Tangse-Meulaboh adalah jalan negara yang melintasi jalur tengah, menghubungkan Pidie dan Aceh Barat. Jalur ini bergunung-gunung dan dikenal rawan longsor. Antara titik Kubu Aneuk Manyak dan Desa Blang Maloe (Tangse) terdapat tiga kecamatan yang kini terisolasi. Jembatan Blang Maloe kembali tak bisa dilalui pada Kamis akibat material sedimentasi Sungai Tangse yang kembali meluap setelah hujan deras, Rabu malam, menutupi jembatan. Jembatan tersebut rusak berat akibat diterjang banjir bandang, Sabtu, yang melanda sejumlah desa di Tangse. Senin lalu, jembatan tersebut sudah dapat dilalui setelah delapan alat berat dikerahkan untuk mengeruk material lumpur, kayu, dan pasir yang menutup jembatan. Namun, Kamis, jembatan kembali tertutup. Darurat bencana Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumbar Ade Edward, Kamis, menyatakan, status darurat bencana alam atas Provinsi Sumbar diberlakukan karena selama seminggu terakhir enam dari 19 kabupaten/kota di Sumbar terlanda bencana dengan korban jiwa satu orang. Daerah tersebut adalah Kabupaten Pasaman, Tanah Datar, dan Solok Selatan (banjir bandang dan longsor) serta Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang, dan Pasaman Barat (banjir). Selain menelan korban jiwa di Pasaman Barat, bencana di sejumlah daerah itu juga mengakibatkan 150 rumah rusak ringan hingga sedang dan 50 rumah lain rusak berat. Edward menegaskan, sejauh ini Pemprov Sumbar baru turun tangan di Kabupaten Pasaman. Bencana di daerah lain masih dapat ditangani pemerintah setempat dibantu pemerintah daerah tetangga. Pemprov Sumbar menyiapkan berbagai bantuan alat, seperti perahu karet, perahu aluminium, alat berat, beronjong, dan sumber tenaga listrik. (INK/HAN/ADH) Post Date : 02 Maret 2012 |