|
Dua malam terakhir, beberapa kawasan Kota Surabaya memang diguyur hujan. Ini sudah menjadi perkiraannya bahwa pada awal bulan November 2004 musim penghujan akan tiba. Kepala BMG Maritim, Edi Waluyo, mengatakan yang perlu diwaspadai masyarakat pada saat musim penghujan adalah luapan air sejumlah sungai yang terdapat di Surabaya. ''Air di hampir seluruh sungai di Surabaya meluap dan mengakibatkan banjir,'' katanya. Edi menambahkan, tujuh kecamatan di Kota Surabaya dipastikan tidak terlepas dari banjir pada saat musim penghujan. Hal ini terjadi karena, daya tampung sungai terlalu sedikit untuk menampung tumpahan air hujan yang diperkirakan mencapai 50 milimeter per detik. Hal ini semakin diperparah dengan tak dilengkapinya sejumlah sungai dengan alat pemantau kapasitas air. Sebab, kata Edi, pemasalahan banjir di Kota Surabaya tak cukup dengan mengandalkan pompa-pompa air. ''Hujan memang sudah mulai turun, sayangnya persiapan menangani banjir di Kota Surabaya belum maksimal,'' kata dia, kemarin (8/11). Petani di sejumlah daerah yang sebelumnya lahan mereka kekeringan bisa saja tersenyum menyaksikan tetesan-tetesan air hujan. Akan tetapi, hal itu tidak sama dengan apa yang dirasakan masyarakat Kota Surabaya. Sebab, hampir setiap musim penghujan tiba Surabaya selalu banjir. ''Permasalahan itu seolah menjadi warisan leluhur, tidak tahu kapan bisa selesai,'' kata salah seorang warga di sepanjang Kali Wonokromo. Menurutnya, pemkot sudah tidak bisa diandalkan dalam menangani permasalahan banjir. Sebab, katanya, seluruh persiapan sebelum musim hujan tidak banyak bermanfaat. Yang terjadi justru pemborosan. Ungkapan warga tesebut mewakili salah satu dari 1.500 responden jajak pendapat mengenai Kota Surabaya yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian Pengembangan Kepada Masyarakat (LPPM) ITS. Dari sejumlah parameter yang dijadikan objek pertanyaan salah satunya adalah masalah banjir. Lebih dari 75 persen reponden menilai pemkot tidak becus menyelesaikan permasalahan banjir. Ketua Tim UP3D LPPM ITS, Dra A Tuti Rumaiti MSc, mengatakan penelitian sikap masyarakat terhadap pelaksanaan pemerintahan di Kota Surabaya tesebut diniali cukup akurat. Menurutnya, pihaknya hanya menerapkan tingkat kesalahan sebesar 5 persen. ''Terlebih kita melibatkan masyarakat dari berbagai golongan,'' katanya. Selain permasalahan banjir, hujan bagi warga kota juga bakal menimbulkan berbagai masalah lainnya terutama penyakit. Pada dua tiga hari terakhir, tercatat pasien diare yang umumnya anak-anak dan para manula memenuhi RSu dr Sutomo, Surabaya. Setiap hari sedikitnya terdapat tiga pasien yang dirujuk ke rumah sakit tersebut karena terserang diare akibat sulitnya mendapat air bersih. Laporan : nak Post Date : 09 November 2004 |