Banjir, 70 Keluarga Mengungsi

Sumber:Suara Merdeka - 14 Januari 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

GAYAMSARI - Banjir menenggelamkan ratusan rumah di Kelurahan Kaligawe, Kecamatan Gayamsari. Sebanyak 70 kepala keluarga di Kampung Tambakan Timur RT 5, RW 7 terpaksa mengungsi, karena rumah sudah tidak bisa ditinggali. Mereka menempati lahan parkir di lantai basement Rusun Kaligawe serta ruko kosong yang dekat dengan kampung itu. Dengan hanya menggelar tikar, peralatan memasak, serta beberapa potong pakaian, mereka harus melewati hari di tempat darurat itu. Warga juga menutup “tempat peristirahatan” dengan kain, seng, atau papan karena kondisi tempat parkir yang terbuka tanpa dinding.

Salah satu warga, Suroso (33) mengatakan, mereka mulai mengungsi Selasa (13/1) pukul 07.00. Sebelumnya dia dan yang lain menyelamatkan barang-barang di rumah dengan dipindah ke tempat yang lebih tinggi. Lokasi kampung yang terletak di sisi Rusun Kaligawe itu telah menjadi langganan banjir. Air masuk rumah setinggi 60-90 cm. Musim penghujan tahun lalu, warga juga mengungsi. Mereka menyebutkan ketinggian banjir kian bertambah pascapembangunan rusun dan pengurukan rawa-rawa. ’’Kami berharap ada bantuan. Kemarin baru ada satu caleg yang mengirim beras 10 kg. Dari pemerintah, kami belum mendapatkannya,’’ katanya.

Di lokasi pengungsian warga bergerombol, termasuk anak-anak. Untuk anak usia SD, mereka tidak bersekolah, karena tempat belajar sudah ditutup dua hari terakhir akibat banjir.

Pantauan

Ditemui di sela-sela pantauan banjir di Kecamatan Pedurungan, Wali Kota Sukawi Sutarip segera mengumpulkan Camat Pedurungan, Genuk, dan Gayamsari serta kawasan lain yang menjadi langganan banjir. Untuk kawasan sekitar Banjirkanal Timur, ia meminta banjir bisa disedot dan dibuang ke saluran tersebut.

Ia menegaskan perlunya penanganan yang lebih cepat. Ini terkait dengan daerah banjir yang semakin meluas. ’’Biaya untuk mengatasi banjir dengan cara menyedot ini terbilang besar. Ini sebagai langkah jangka pendek untuk mengurangi beban masyarakat,’’ katanya.

Ke depan, ia menegaskan, Pemkot tetap berupaya untuk melakukan normalisasi Kali Tenggang sebagai program jangka menengah. Saat ini lebar Kali Tenggang hanya 3 meter, seharusnya saluran itu bisa 60 meter. Dalam pantauannya, ia mendatangi lokasi banjir di SD Kalicari 3 Pedurungan dan Kelurahan Muktiharjo Kidul.

Sementara itu Wakil Wali Kota, Mahfudz Ali juga melakukan peninjauan di Kaligawe dan Sawahbesar. Pantauan SM, hujan yang mengguyur juga merendam 1.650 rumah di Kelurahan Tanjungmas, Kecamatan Semarang Utara yang menjadi langganan banjir.

Ketinggian air di dalam rumah berkisar antara 10-50 cm. Kantor Kelurahan Tanjungmas juga kemasukan air setinggi 10 cm, sedangkan di jalan hingga setinggi lutut orang dewasa. Akibatnya, akitivitas masyarakat terganggu.

Lurah Tanjungmas, Mardiyono S mengatakan, pihaknya juga telah membuka posko dan dapur umum di kantor kelurahan. Sebanyak 40 petugas telah menyediakan 800 nasi bungkus yang akan dikirimkan kepada warga yang membutuhkan. ’’Posko menyediakan obat-obatan dan makanan. Sekitar 1.650 rumah terendam banjir,’’ terangnya. (H3,H6, H40,H22,H9-18)



Post Date : 14 Januari 2009