Banjir 3 Hari, Untung Rp 1 Juta

Sumber:Pikiran Rakyat - 06 Februari 2007
Kategori:Banjir di Jakarta
BANJIR memang membawa duka dan kehilangan bagi yang mengalaminya. Namun, bagi Nana Suryana (23) dan sebelas temannya, banjir membawa keuntungan yang berlipat ganda. Dulu sulit banget kalau ngejual perabotan rumah tangga kayak gini, katanya. Saat itu ia tengah menyusuri jalan-jalan di Kompleks Pondok Mitra Lestari Kota Bekasi yang digenangi air hingga 1 meter.

Minggu (4/2) itu merupakan hari ketiga bagi Nana berjualan di saat banjir di kompleks tersebut. Bahkan karena banjir itu, Nana mengurangi stok perabotan rumah tangga lainnya dan mengkhususkan menjual alat pel. Karena saat itu, alat pel lebih populer bagi korban banjir. Alat pel yang dibawanya alat pel biasa yang menggunakan kain dan alat pel karet. Alat pel karet inilah yang paling laku di pasaran.

Seperti hari itu, tengah hari saja, pel karet Nana tinggal sebuah lagi. Nana pun memutuskan kembali ke majikannya untuk membawa sekodi lagi pel karet untuk ia jajakan. Setiap harinya, sejak banjir melanda, Nana yang berasal dari Cirebon itu membawa 2 kodi pel karet. Banjir ini, pertama kalinya Nana menjual laris manis barang dagangannya, terutama pel karet. Dengan menggunakan roda ia menjajakan pel karet itu. Ia berkeliling ke tiap blok sambil berteriak menawarkan dagangannya.

Ia tidak memedulikan dingin yang ia rasakan di sekujur tubuhnya. Nana hanya khawatir kalau saat ia berkeliling berjualan, tiba-tiba air meninggi dan ia tidak berhasil melarikan diri. Nana biasa menjual semua jenis alat pel dengan harga Rp 15 ribu per buahnya. Harga itu juga yang ia patok saat sebelum banjir. Ia tidak pernah berniat menaikkan harganya. Karena dengan laris menjualnya saja, Nana sudah merasa senang. "Lumayan bisa nabung buat berkeluarga," sahutnya tersenyum malu-malu. Ia mendapat untung hampir dua kali lipat dari harga belinya karena ia membeli alat pel dari grosir dengan harga Rp 8.000,00. Bedanya, kalau hari-hari biasa, pembeli selalu menawar hingga harga terendah. Namun, sejak banjir, jarang sekali pembeli yang menawar dari harga yang ia tawarkan.

"Hari pertama, saya mendapatkan uang hasil jualan sampai Rp 500.000,00. Padahal sebelumnya boro-boro. Dapet Rp 100.000,00 saja susah," ungkapnya yang kini selalu membawa sekira 2 kodi alat pel. Nana pun tidak menyangka bahwa dalam tiga hari banjir itu, ia telah mengantongi Rp 1 Juta dalam sakunya. Ia hanya berharap dagangannya laku tidak hanya di saat banjir. (Dewiyatini/"PR")



Post Date : 06 Februari 2007