Banjir 2 Meter,70 KK Bertahan di Pengungsian

Sumber:Koran Sindo - 23 November 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

BANDUNG (SI) – Hujan deras yang berlangsung sekitar 12 jam sejak Sabtu (21/11) hingga dini hari kemarin membuat ketinggian air di RT 02/20, Kampung Cieunteung, Kelurahan/Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung naik 1,5 meter hingga 2 meter.

Sudah empat hari atau sejak Kamis (19/11) lalu kawasan Cieunteung terendam air. Meski sekitar pukul 09.00 WIB kemarin, air surut hingga 40 centimeter, hujan yang terus mengguyur Bandung dan sekitarnya sejak siang hingga sore kemarin, membuat ketinggian air kembali naik. Akibatnya, sekitar 70 kepala keluarga di RT 02/20 Kampung Cieunteung memilih bertahan di pengungsian,tepatnya di Gedung DPC PDI Perjuangan. ”Luapan air yang cukup besar mulai terjadi sejak Sabtu (21/11) malam.

Jika melihat pada kejadian banjir tahun sebelumnya,sekitar 500 warga dari Kampung Cieunteung mulai dari RW 20 sampai RW 28 biasanya mengungsi ke tempat ini (Gedung DPC PDIP),” papar seorang Satgas Pengangkutan Pengungsi Atsun Sujana. Ketua RT 02 Dede mengungkapkan, kiriman air dari Baleendah membuat ketinggian air kembali naik.Pada kemarin dini hari, ketinggian air di RT 02 naik akibat air kiriman Sungai Citarum sudah mencapai pinggang orang dewasa. “Siang ini (kemarin siang), turun hujan lokal di sekitar kawasan ini dan Baleendah.

Akibatnya, ketinggian air kembali naik kurang lebih seperti Sabtu (21/11) malam, sekitar 1,5 meter sampai 1,8 meter,”jelas Dede. Ani, 37, salah seorang warga mengungkapkan, ketinggian air yang naik dan turun selalu terjadi di kawasan Cieunteung.”Tadi pagi (kemarin) sekitar pukul 09.00 WIB, sebenarnya air sudah mulai surut.Tetapi, biasanya naik lagi bila turun hujan,”ujar Ani. Sementara itu, Ketua RW 20 Jaja menyayangkan lambatnya bantuan peralatan.

Salah satunya adalah permintaan pengadaan alat pompa berukuran 16 inch yang hingga kemarin tak kunjung direalisasikan. Kebutuhan pompa berukuran 16 inch dinilai perlu untuk mempercepat proses penyedotan air yang masuk ke perumahan warga. Hingga saat ini, hanya beberapa pompa berukuran 3 inchi dan 4 inchi yang digunakan untuk menyedot air.”Dengan kondisi hujan yang terus-terusan menguyur dalam beberapa hari terakhir, volume air yang dibuang kembali tak sebanding dengan volume air yang masuk ke lingkungan warga,” terang Jaja.

Permintaan pengadaan pompa berukuran 16 inchi sebenarnya sudah disampaikan langsung kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).“Hanya sampai sekarang belum direalisasikan karena BBWS beralasan pompa berukuran 16 inchi tersebut rusak dan sedang diperbaiki. Padahal, jika disedot dengan pompa 16 inchi bisa memudahkan upaya membuang air dari perumahan warga,”terang Jaja. Sepanjang wilayah Cieunteung berstatus rawan banjir, selanjutnya Jaja berharap pompa berukuran 16 inchi secara permanen disimpan di beberapa titik, terutama di kawasan RT 02 dan RT 04 yang selama ini paling sering dan parah dilanda banjir.

”Supaya ketika datang musim hujan, aparat RT dan RW tinggal memfungsikan pompa-pompa penyedot air jika terjadi banjir,” terang Jaja. Untuk memenuhi kebutuhan makanan bagi warga di pengungsian, pihak RW sudah berkoordinasi dengan kecamatan setempat. ”Untuk kebutuhan makan dan minum tak ada masalah karena pihak kecamatan setiap hari menyuplai makanan, terutama bagi warga yang berada di pengungsian,” tandas Jaja. Selain itu,banjir juga menyergap perumahan warga Desa Majalaya, Kabupaten Bandung,sekitar pukul 12.30 WIB kemarin. Menurut Koordinator Komunikasi dan Informasi Garda Caah Rescue Riki Waskito, melihat kejadian ini, warga sudah siaga satu.

Riki menjelaskan, air Sungai Citarum yang mulai meluap ke kawasan Desa Majalaya ini disebabkan hujan deras di dataran tinggi Bandung Selatan.“Tadi sempat hujan di kawasan Cibereum dan Pacet. Air bawaan dari daerah tersebut akan mengakibatkan banjir ke sejumlah lokasi di Desa Majalaya,” terang Riki. Dia mengatakan, air Sungai Citarum yang meluap ke rumah warga bervariasi ketinggiannya. Hingga pukul 13.00 WIB kemarin, ketinggian air di Desa Majalaya sudahmencapaiselututorangdewasa. Kendati menyatakan siaga satu, belum ada tanda-tanda warga untuk dievakuasi.“Warga sekitar sudah biasa menghadapi banjir.

Selain itu, warga pun sudah mengantisipasi sebelumnya,” ucap Riki. Banjir parah juga kembali terjadi di Kecamatan Dayeuhkolot merendam sejumlah kampung seperti Kampung Bojong Citepus, Desa Cangkuang Wetan; Kampung Leuwi Bandung, Desa Citeureup; Kampung Bojong Asih, Desa Dayeuhkolot, Kelurahan Pasawahan. (mohamad taufik)



Post Date : 23 November 2009