|
Di mata Wakil Presiden Jusuf Kalla, Kota Banjarmasin yang mempunyai moto BUNGAS (Bersih, Unggul, Nyaman, Gagah, Asri dan Serasi) adalah kota yang sangat kumuh. Tidak hanya itu, dengan tegas Kalla juga menilai Banjarmasin adalah kota terkotor dan tersemrawut dibanding kota-kota lain di Indonesia. Penilaian Jusuf Kalla yang juga ketua umum DPP Partai Golkar itu disampaikan pada pertemuan tertutup dengan penjabat gubernur Kalsel, KPU, Panwas, Kapolda, Korem dan para bupati dan walikota se-Kalsel di Mahligai Pancasila, Sabtu (14/5). Menurut sumber BPost yang mengikuti acara tersebut, Kalla secara tegas mengatakan dirinya sangat kecewa dengan kondisi Kota Banjarmasin. Disebutkan, selama perjalanan dari Bandara Syamsudin Noor menuju Gedung Sultan Suriansyah di Jalan Brigjen Hasan Basri, Kalla berulangkali mengeluh melihat kekumuhan dan kesemrawutan jalan yang dilewatinya. "Saya lihat Banjarmasin ini kotor dan semrawut. Saya tidak pernah melihat keadaan kota-kota lain seperti ini. Jalan yang saya lewati saja seperti itu, padahal saya yakin itu telah dibersihkan. Apalagi di dalam-dalam yang tidak saya lewati seperti apa kotornya. Masa ada tempat pembuangan saluran air di atasnya didirikan toko. Ruko-ruko yang dibangun juga tidak beraturan," ujar sumber tersebut mengutip ucapan Kalla. Dikatakan sumber yang enggan disebutkan identitasnya itu, mendengar pernyataan itu, Penjabat Gubernur Kalsel Tursandi Alwi terlihat sangat malu. "Mana Pak Walikota nih. Ini harus diperhatikan," ucap Tursandi seperti diceritakan sumber tersebut. Lalu bagaimana reaksi Penjabat Walikota Banjarmasin, Iskandar? "Dia hanya mesem-mesem saja," ujar sumber yang mengikuti acara itu hingga usai. Dari data yang dimiliki koran ini berdasar hasil rapat kerja antara Dinas Kebersihan dan Pengelolaan Sampah Banjarmasin dengan DPRD setempat beberapa waktu lalu, volume sampah di kota ini sudah mencapai 500 m3 setiap harinya. Bahkan di musim-musim tertentu, volumenya bisa meningkat hingga 550 m3. Menurut Kadinas Kebersihan dan Pengelolaan Sampah Banjarmasin, Rajuddin, pihaknya telah bekerja maksimal menangani permasalahan sampah ini. Namun demikian, karena tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah, sampah ini terus menjadi permasalahan utama kota ini. "Padahal setiap harinya, 2-3 kali petugas kami mendatangi TPS-TPS dengan 30 buah armada pengangkut sampah. Itu juga masih belum cukup," keluhnya. Untuk itu, lanjut Rajuddin, saat ini dinas yang dipimpinnya sedang membangun TPS-TPS baru di beberapa titik yang produksi sampahnya melebihi kapasitas TPS yang ada. "Kita bangun sebanyak 26 TPS permanen di kawasan yang banyak sampahnya. Kami tidak menginginkan sampah itu dibuang secara sembarangan hingga berhamburan ke badan jalan," tegasnya. Diharapkan, dengan adanya pembangunan TPS ini, masyarakat tidak lagi membuang sampah sembarangan. "Sebagian warga masih belum sadar arti kebersihan. Padahal TPS sudah disediakan, namun mereka tetap saja membuang sampah di luar dari TPS. Ini yang menyebabkan sampah berhamburan," kilah Rajuddin. Namun diakuinya, penambahan TPS-TPS itu belum sebanding dengan kondisi sampah saat ini. "Kita melihat belum cukup. Kita berencana akan terus membikin TPS-TPS di seluruh titik kota agar warga dapat dengan mudah membuang sampah. Namun tentunya hal ini tidak bisa dilakukan secara cepat. Semua harus bertahap menyesuaikan anggaran yang ada," katanya. c2/dws Post Date : 15 Mei 2005 |