|
Persoalan sanitasi di Indonesia, secara garis besar berada dalam dua medan besar yang saling bertautan. Pertama adalah infrastruktur sanitasi yang masih jelek,termasuk sulitnya akses.Kedua adalah kesadaran tentang perilaku hidup sehat yang belum tersebar merata. Menentukan mana yang harus didahulukan,mirip tebaktebakan lebih dahulu mana, ayam atau telur. Principal Regional Team Leader WSP East Asia and The Pacific Almund Weitz menegaskan bahwa dua hal itu harus dilakukan secara bersama dan serempak. “Dan harus juga dilakukan dalam skala yang besar.Semakin besar wilayah yang bisa dirangkul, tentu semakin baik,”katanya. Cara mewujudkannya dengan mengambil beberapa daerah sebagai pilot project dengan harapan daerah tersebut akan mencontoh,menurut dia,sudah tidak efektif lagi. Untuk membangun kesadaran, sebaiknya dilakukan dengan kampanye yang terus-menerus soal pentingnya perilaku hidup sehat. Semua saluran yang ada harus dimanfaatkan dan juga melibatkan semua stakeholderyang berkaitan dengan persoalan sanitasi. Sementara,soal pembangunan infrastruktur sanitasi, Weitz menyebutkan, memang sangat bergantung pada kehendak politik masing-masing pemimpin daerah.Apa yang dilakukan WSP bersama Bank Dunia,dia mengatakan, adalah memberikan pandangan terhadap kepala daerah tentang pentingnya sanitasi.Jika kepala daerah sepakat,maka kemudian akan diberikan bantuan,baik anggaran maupun bantuan teknis. Dia menyebut Jawa Timur sebagai salah satu daerah yang kepala daerahnya memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya sanitasi dan ketersediaan jamban. “Indonesia memiliki modal penting, yaitu gotongroyong. Jika nilai ini bisa diterapkan dalam sanitasi, saya kira persoalan sanitasi bisa diatasi secara optimal,” imbuhnya. Terlambatnya kesadaran pentingnya sanitasi juga dibenarkan Direktur Permukiman dan Perumahan Bappenas Nugroho Tri Utomo. Sejak tahun 1970 hingga 1999,pemerintah Indonesia hanya menganggarkan Rp200 per orang tiap tahun untuk kebutuhan sanitasi. Jumlah itu meningkat menjadi Rp2.000 per orang/tahun pada 2000- 2004 dan naik lagi menjadi Rp7.000 per orang/tahun pada 2009-2011.Jumlah ini masih kecil karena PBB sudah memberikan perhitungan bahwa untuk mendapatkan sanitasi yang layak,setiap orang perlu Rp47.000 setiap tahun. helmi firdaus Post Date : 27 September 2012 |