|
PENJABAT Bupati Bangka Selatan (Bangsel) Drs Ir Justiar Noer MM yang diwakili Asisten II Setda Bangsel Syukur Rais SH membuka Lokakarya Pendalaman Kebijakan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan dan Isu Strategis AMPL Berbasis Masyarakat, Kamis kemarin (2/9) di Gedung Nasional Toboali. Tampak hadir pada lokakarva tersebut Yosa Yuliarsa wakil dari Waspola II Jakarta dan konsultan II Jakarta A Husein Pasaribu, Pokja AMPL Provinsi Babel serta 62 peserta lokakarya. Dikatakan Syukur, masyarakat dan calon anggota legislatif Bangsel serta Pemkab Bangsel peduli terhadap penanganan air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL) "Sebagai kabupaten yang masih baru kita dihadapkan pada banyak pekerjaan baik yang menyangkut konsolidasi birokrasi, penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan pembangunan maupun pelayanan publik. Namun demikian kita harus tegas dan penuh percaya diri untuk menjalankannya," kata Syukur. Selain itu, lanjut Syukur, Pemkab Bangsel harus jeli dan proaktif untuk mencari solusi terhadap segala persoalan dan tuntutan pembangunan. Salah satu yang diupayakan pemkab saat ini adalah menjalin kerjasama dengan pemerintah pusat seperti kegiatan uji coba mengadopsi kebijakan nasional air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL) berbasis masyarakat. AMPL, menurutnya, merupakan persoalan hidup sehari hari. Kondisi air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL) di Kabupaten Bangsel diakuinya sekarang ini cukup memprihatinkan. "Kita tidak mempunyai sumber air baku yang memadai. Kolong kolong air yang merupakan andalan masyarakat selama ini masih diragukan kualitas maupun kondisi penyehatan lingkungannya. Baru sekitar 20% penduduk kita yang telah mempunyai fasilitas MCK sehingga prevalensi penyakit menular masih tinggi seperti diare dan malaria," paparnya. Dengan ditetapkannya Bangsel sebagal salah satu dari 7 kabupaten di Indonesia yang menjadi tempat uji coba adopsi kebijakan nasional AMPL berbasis masyarakat, maka seluruh elemen masyarakat Bangsel mempunyai kewajiban mewujudkannya. Menurut Syukur, Bangsel dalam waktu yang tidak berapa lama lagi melalui Pokja AMPL Bangsel dengan bantuan konsultan Waspola Jakarta akan mempunyai arah kebijakan daerah yang jelas tentang AMPL berbasis masyarakat. Salah satu perwujudan proses adopsi kebijakan nasional AMPL menjadi kebijakan daerah adalah dengan pelaksanaan lokakarya pendalaman kebijakan nasional AMPL ini. "Mudah mudahan lokakarya ini dapat membuahkan hasil optimal dan Kabupaten Bangka Selatan tidak kalah dengan kabupaten lain yang telah lebih dulu mengadopsi kebijakan yang sama," ucapnya. Sementara itu Ketua Pokja AMPL Bangsel yang diwakili Abidin Zain melaporkan kegiatan lokakarya dengan dasar pelaksanaan SK Bupati Bangsel No.188.45/59.A/Bappeda/2004 tentang pembentukan kelompok kerja AMPL Bangsel. Tujuan lokakarya ini pertama adalah mendalami kebijakan AMPL berbasis masyarakat,. Kedua, membangun persepsi bersama tentang kebijakan AMPL berbasis masyarakat serta mengindentifikasi tantangan yang dihadapi dan upaya untuk menjawab tantangan tersebut. Ketiga, mendapat peta permasalahan pengelolaan AMPL masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. "Keempat, menetapkan prioritas permasalahan pengelolaan AMPL daerah. Kelima, memperoleh gambaran factor-faktor yang mempengaruhi keberlanjutan pelayanan AMPL di daerah. Keenam, membangun kesadaran bersama terhadap pentingnya keberlanjutan AMPL di daerah," imbuhnya. Diutarakan Abidin, output lokakarya adalah menyusun kerangka persepsi, tantangan dan alternatif upaya mengatasi tantangan operasionalisasi kebijakan AMPL berbasis masyarakat. Kemudian daftar permasalahan pengelolaan AMPL daerah masa lalu dan sekarang. Selanjutnya, kondisi AMPL yang diharapkan pada masa mendatang. Berikutnya daftar prioritas masalah penanganan AMPL berbasis masyarakat. Terakhir adalah rencana kerja umum pelaksanaan kebijakan nasional AMPL berbasis masvarakat. Dikatakan Abidin, jumlah peserta yang diundang 62 orang terdiri dari dinas terkait, LSM, calon anggota. DPRD Bangsel, dan tokoh masyarakat. Lokakarya yang berlangsung selama 2 hari, Kamis dan Juniat (2 3 September 2004) ini memakai metodologi partisipatif dimana seluruh peserta diharapkan aktif berperan serta, ungkap Abidin. Pada kesempatan itu juga Yosa Yuliarsa dari Waspola Jakarta mengatakan, kantor Bank Dunia Jakarta memantau terus perkembangan di Bangsel ini. Bahkan untuk kegiatan di Bangsel ini sudah dipublikasikan melalui seluruh sektor. Yosa berharap apa yang dilakukan di Bangsel ini menghasilkan solusi yang diharapkan bersama. (029) Post Date : 03 September 2004 |