Bandung Terancam Lautan Sampah

Sumber:Koran Sindo - 17 Desember 2010
Kategori:Sampah Luar Jakarta

BANDUNG(SINDO) – Ribuan ton sampah di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Barat (KBB),Jawa Barat,menumpuk di 170 tempat pembuangan sampah sementara (TPS) kemarin. Bahkan, sebagian di antaranya sudah overload dan berserakan di jalan- jalan.

Penyebabnya, warga memblokade jalan masuk menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti di Rajamandala, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) sejak Senin (13/12). Di Kota Bandung, 50 truk yang mengangkut sekitar 250 ton sampah dan dikembalikan akibat pemblokadean itu.Truk-truk tersebut terpaksa diparkir di empat titik pul, yakni Sekelimus, Sadang Serang, Pasirimpun, dan Holis. Penumpukan juga terjadi di TPS Cihaurgeulis, Cicaheum, Cicadas, dan lainnya. Kepala Seksi Humas PD Kebersihan Adang Suhendar menyatakan, kondisi tumpukan sampah saat ini tidak berbeda jauh saat Kota Bandung menjadi lautan sampah pada 2005.

Bahkan, kondisi saat ini diprediksi akan lebih parah. Pasalnya, tidak ada tempat alternatif lain selain TPA Sarimukti. “Dulu masih ada TPA Jelekong sebagai alternatif. Namun, kini kami tidak punya alternatif lain. Kalau berlarut-larut seperti ini, dipastikan kondisinya akan lebih parah daripada musibah 2005,” ungkap Adang di sela-sela penyemprotan TPS untuk menghilangkan bau di Jalan Ambon kemarin. Seperti diketahui,warga di tiga desa Mandalasari, Sarimukti, dan Rajamandala, memblokade jalan masuk TPA Sarimukti dengan membuat portal di Kampung Ciburahol RT 04/20,Desa Rajamandala, Cipatat, KBB.

Mereka menuntut pemerintah segera memperbaiki jalan rusak menuju kawasan TPA Sarimukti. Direktur Utama Perusahaan Kebersihan (PD) Cece Iskandar menyebutkan, jika hari ini (kemarin) warga masih memblokade TPA Sarimukti, sampah dari seluruh Kota Bandung yang tertahan mencapai 3.000 ton. Bukan hanya di TPS,tumpukan sampah juga akan terjadi di setiap rumah warga. Produksi sampah warga Kota Bandung jauh lebih besar dibanding Kota Cimahi atau KBB, yakni sekitar 1.800 ton/hari. Namun,yang bisa diangkut ke TPA Sarimukti sekitar 1.000 ton sampah atau 200 ritase/hari menggunakan 107 truk. Melihat kondisi tersebut, kekhawatiran Bandung lautan sampah seperti 2005 kembali terjadi di tahun ini.

“Saya sudah keliling seharian, tapi memang tidak ada alternatif lain selain TPA Sarimukti,”ungkap Cece. Pemblokadean TPA Sarimukti juga mengakibatkan ribuan pekerja PD Kebersihan Kota Bandung menganggur. Cece kini tengah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat dan Badan Pengelola Sampah Regional (BPSR) selaku pengelola TPA Sarimukti untuk menangani persoalan ini. Sementara itu,mayoritas petugas pengangkut sampah mengeluhkan aksi pemblokadean itu. Sebab, aksi tersebut berdampak pada penumpukan sampah.Selain itu,incomemereka pun berkurang.

“Kalau tugas membuang sampah kadang suka ada uang lebihnya. Namun, jika seperti ini tidak ada uang lebih untuk makan,” tutur Salim, 48, salah seorang kernet petugas pembuang sampah di UPTD Kebersihan KBB. Dia mengatakan, sudah sejak Senin (13/12) dia dan sekitar 50 rekan- rekannya yang biasa menarik sampah ke Sarimukti tidak beraktivitas. Kondisi ini tentu sangat merugikan, mengingat jika sekali jalan membuang sampah ke Sarimukti dia sering mendapatkan uang lebih antara Rp20.000– Rp25.000 untuk keluarganya.“Keinginan kami semua agar aksi pemblokadean ini segera berakhir. Sebab, sampah sudah menumpuk di TPS-TPS dan kami juga butuh uang untuk makan,”pintanya.

Koordinator aksi pemblokadean Gianta mengatakan,hingga hari ketiga ini (kemarin) masih belum juga ada pejabat dari Pemkab Bandung Barat ataupun Provinsi Jawa Barat yang datang bernegosiasi dengan warga dan merealisasikan tuntutan warga. Karena itu,warga akan tetap melakukan pemblokadean sampai tuntutan warga dikabulkan.“ Belum ada satu pun pejabat yang datang ke sini (Sarimukti) untuk bernegosiasi dengan warga,” ungkap Gianta ketika dihubungi kemarin. Di tempat terpisah,Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar Deni Djuanda mengaku,Pemprov Jabar sudah menyiapkan dana Rp11 miliar untuk memperbaiki akses jalan menuju TPA Sarimukti sepanjang 6,5 km.

Selain itu, tiga desa di sekitar TPA Sarimukti juga akan mendapatkan bantuan dana masing- masing sebesar Rp100 juta sebagai kompensasi karena selama ini sudah merasakan dampak dari keberadaan TPA Sarimukti. “Ketiga desa itu sebelumnya sudah mengajukan proposal ke Pemprov Jabar dan dananya sudah bisa dicairkan. Wajar saja desadesa tersebut diperhatikan karena selama ini sudah merasakan dampak dari TPA Sarimukti,” tutur Deni. Di sisi lain, saat ini yang masih belum jelas adalah terkait tipping fee (kompensasi) TPA Sarimukti yang diberikan Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi,dan Provinsi Jabar selaku wilayah yang berkontribusi membuang sampah ke TPA Sarimukti.

”Tipping fee sebenarnya memang harus diatur.Namun, hingga saat ini masih diperdebatkan berapa jumlahnya.Yang pasti untuk menata dan membenahi TPA Sarimukti idealnya dibutuhkan dana Rp15 miliar/tahun,”tandas Deni. (tantan sulthon/adi haryanto)



Post Date : 17 Desember 2010