BANDUNG– Konsumsi air bersih untuk wilayah Bandung Raya masih kekurangan sekitar 3.500 liter per detik. Saat ini kebutuhan air bersih untuk wilayah Bandung Raya mencapai sekitar 7.800 liter per detik.
“Sementara ini kebutuhan air bersih baru terpenuhi sekitar 3.374 liter per detik.Artinya masih kekurangan sekitar 3.500-an liter per detik.Jika ini harus ditangani pemerintah, tentu akan membutuhkan waktu lama karena kebutuhan dananya sangat besar. Saat ini ada investor dari Korea Selatan yang tertarik untuk pengolahan sumber air baku.
Ini merupakan kesempatan kita,” ungkap Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf seusai rapat koordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) membahas rencana investasi perusahaan K-Water asal Korea Selatan di Ruang Malabar Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung,kemarin. Dede menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan air baku di kawasan Bandung Raya dibutuhkan investasi sedikitnya Rp3,8 triliun.
Namun, pemerintah pusat melalui Bappenas hanya menganggarkan biaya untuk investasi air sekitar Rp250 miliar hingga 2015 untuk Bandung Raya.Karena itu, dengan adanya calon investor dari Korsel dianggap strategis untuk pengembangan sumber air baku. “Air menjadi kebutuhan prioritas. Apalagi jika pertumbuhan penduduk terus meningkat, tentunya kebutuhan akan terus meningkat,”ujarnya.
Dede mengungkapkan, KWater sudah memiliki pengalaman memasok air bersih di beberapa daerah seperti Lampung dan Bali.Bahkan untuk investasi di Indonesia,K-Water sudah menyiapkan anggaran sekitar Rp50 triliun.Potensi investasi ini tentunya akan segera ditarik ke Jabar sebagai solusi untuk pemenuhan air bersih di Bandung Raya.“ Kita pahami bahwa APBD tidak sanggup memenuhi kebutuhan publik seluruhnya.
Nah, program K-Water sudah memilikipengalamansuksesdalammemenuhi kebutuhan air baku di Indonesia,”ujarnya. Menurut Dede,Pemerintah Provinsi Jabar akan menawarkan kerja sama dengan BUMD PT Tirta Gemah Ripah untuk pengerjaan pengoperasian kebutuhan air bersih.
Saat ini akan segera dilakukan feasibility study( FS) sebelum memorandum of understanding(MoU) dan pelaksanaan pembangunan.“Ada lima titik sumber air baku yang akan kita tawarkan, di antaranya di wilayah Kabupaten Bandung, Saguling (Purwakarta), dan Sumedang,”tandas Dede. tantan sulthon
Post Date : 28 Mei 2011
|