|
Bandung, Kompas - Peristiwa banjir sampah di Kota Bandung tahun lalu kini terulang. Di beberapa tempat pembuangan sementara atau TPS, sampah menumpuk tak terangkut, Minggu (6/5). Warga merasa dirugikan dengan kondisi ini. Sampah menumpuk antara lain di TPS di Jalan Setiabudi. Sebagian besar sampah yang tak lagi tertampung berserak hingga ke badan jalan. Warga yang melintas pun terpaksa menutup hidung. Tumpukan sampah ini sudah dua minggu tak terangkut. Kondisi lebih parah terjadi di TPS Pasar Sederhana. Sudah satu setengah bulan tumpukan sampah itu tidak terangkut sehingga sebagian meluber ke badan jalan. Kemacetan pun kerap terjadi. Lis (28), pemilik warung yang letaknya persis di depan TPS, mengeluhkan tumpukan sampah yang menyebabkan omzetnya menurun drastis. Pada hari-hari biasa, Lis mengaku bisa memasak 10 kilogram beras untuk warungnya. "Sekarang dua kilo saja tidak habis. Siapa sih yang mau makan di depan tempat sampah," kata Lis sambil menunjuk banyaknya belatung dan lalat yang beterbangan. Tumpukan sampah juga terjadi di TPS Tamansari, TPS Simpang Dago, TPS di Jalan Manunggal dan Jalan Pramuka di Kompleks Perumahan Angkatan Darat, Kelurahan Gegerkalong. Sampah yang menumpuk selama sebulan ini sebagian sudah diangkut, tetapi masih tersisa sekitar enam truk atau 60 meter kubik. Kepala Bagian Hukum dan Humas PD Kebersihan Kota Bandung Adi Taufik menjelaskan, penumpukan sampah terjadi karena TPA Sarimukti sempat diblokir warga selama dua hari. Waktu itu warga menuntut agar infrastruktur TPA Sarimukti diperbaiki. TPA Sarimukti adalah TPA darurat di Kabupaten Bandung yang digunakan Pemerintah Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung sendiri. Meskipun kini TPA telah dibuka kembali, lanjut Taufik, butuh waktu dua pekan untuk mengangkut tumpukan sampah itu. "Ini juga karena keterbatasan truk pengangkut sampah," kata Taufik. Taufik menambahkan, idealnya dalam sehari PD Kebersihan mampu mengangkut sampah hingga 250-300 rit (2.500-3.000 meter kubik) sampah per hari. Namun, kini baru mampu mengangkut 200 rit per hari. Secara terpisah, Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan mengungkapkan, dia telah meminta Sekretaris Daerah Jawa Barat Lex Laksamana untuk mengundang Pemerintah Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kota Cimahi. "Mereka semua berkomitmen bahwa sebelum ada tempat sampah yang representatif, mereka akan memperbaiki TPA Sarimukti," kata Danny. Danny menyatakan, tugasnya sebenarnya hanya membantu mencarikan lokasi TPA. Namun, pada kenyataannya, setelah lokasi itu didapatkan, ketiga pemerintah daerah itu tidak ada sinergi dalam mengelolanya. Infrastruktur tidak diperbaiki dan akhirnya merugikan warga sehingga warga memblokir TPA Sarimukti. Danny mengajak ketiga pemerintah daerah itu untuk memperbaiki TPA Sarimukti kalau memang mereka masih membutuhkannya. "Yang penting jalan diperbaiki dan dibangun kolam air lindi (licid). Sebab, inilah yang menimbulkan masalah dan merugikan warga," katanya. (MHF) Post Date : 07 Mei 2007 |