|
BANDUNG - Dua pengusaha dari Brunei Darussalam dan Malaysia tertarik membeli alat pengolah sampah menjadi kompos yang diproduksi di Bandung. "Hari ini kami menandatangani perjanjian untuk mulai mengekspor alat itu kepada mereka," ujar Ketua Asosiasi Produsen Pupuk Kecil Menengah Indonesia Sonson Garsoni di Bandung kemarin. Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan oleh Sonson, yang juga pengusaha di bidang pupuk, dengan Zainudin Hj. Tuah dari Syarikat Undang Jaya Bandar Seri Begawan Brunei Darussalam serta Saiful Bahri A. Hadi dari Konsorsium Melayu Selayang Berhad asal Malaysia. Untuk tahap pertama, kata Sonson, dikirim satu kontainer pengolah sampah tersebut kepada pemesan. "Kontainer berisi dua unit alat pengolah berukuran besar dan 5 unit pengolah kompos berukuran sedang," papar Sonson. Pengiriman barang ekspor itu juga dilengkapi bahan-bahan campuran pengolah sampah menjadi kompos, seperti mikroorganisme yang sudah dalam kemasan. Alat pengolah kompos berukuran besar, kata dia, dinamakan rotary clean. Benda ini bisa digunakan untuk mengolah kompos secara kolektif di perumahan. "Sedangkan yang ukuran sedang dan kecil biasanya dipakai mengolah sampah menjadi kompos di rumah-rumah," kata dia. Sonson menambahkan di beberapa kota di Malaysia saat ini tengah menghadapi persoalan sampah, seperti di Kota Bandung. Dari pantauannya di Kuala Lumpur beberapa hari lalu, sejumlah warga menolak lingkungannya dijadikan tempat pembuangan sampah. Sonson optimistis alat pengolah sampah menjadi kompos memiliki pasar yang cukup luas. Di Bandung sendiri, kata dia, pihaknya telah memasarkan alat ini sekitar 1.120 unit. "Pembelinya antara lain Pemerintah Kota Cimahi," kata Sonson. Optimisme ini juga dikatakan Iman Suratman, pengelola usaha kecil dan menengah pada bidang pengolahan sampah menjadi pupuk di Cibiru, Bandung. "Saat ini penghasilan kami mencapai Rp 4 juta per bulan," ujar Iman. RANA AKBARI FITRIAWAN Post Date : 11 Juli 2006 |