|
BANDUNG, (PR).-Hujan deras yang mengguyur Kota Bandung, Senin (29/10) petang, membuat sejumlah ruas jalan tergenang banjir. Tak sedikit kendaraan yang mogok sehingga mengakibatkan kemacetan. Ketinggian air bervariasi, mulai dari 20 cm hingga 70 cm. Berdasarkan pemantauan "PR", hujan deras membuat Jln. Wahid Hasyim, tepatnya dari persimpangan Jln. Peta hingga Jln. Soekarno-Hatta, sama sekali tak bisa dilalui. Di kawasan itu, ketinggian air mencapai lebih dari 50 cm. Sejumlah kendaraan yang berusaha menembus genangan air, mogok di tengah jalan. Sepertinya, pengguna jalan sudah hafal betul kondisi jalan tersebut setiap kali hujan deras turun. Makanya, tak banyak kendaraan yang melintas di sana. Sementara itu, kemacetan terjadi di sepanjang ruas Jln. Wahid Hasyim ke arah Soreang. Kemacetan juga terjadi di Jln. Soekarno-Hatta, tepatnya mulai persimpangan Pasirkoja. Di persimpangan itu, air menggenang setinggi lutut orang dewasa. Hal itu diperparah karena ada median jalan. Praktis, air tak bisa tumpah ke seberang jalan. Kendaraan mengular hingga menjelang bundaran Cibeureum. Kemacetan diperparah oleh sejumlah kendaraan yang mogok karena mesin kemasukan air. Di Jln. Leuwipanjang, kendaraan susah beringsut, terutama menjelang terminal bus. Air menggenang setinggi 30 centimeter, dengan radius 50 meter. Keadaan yang sama terjadi di persimpangan Moh. Toha. Arus kendaraan ke arah Dayeuhkolot tersendat karena tingginya genangan air di persimpangan pintu tol. Akibatnya, arus dari barat ke timur di Jln. Soekarno-Hatta turut tersendat. Kemacetan juga terjadi menjelang kawasan industri Cisirung. Kendaraan maju perlahan karena air menggenang cukup tinggi. "Traffic light enggak ngaruh. Soalnya, ketika lampu merah, ekor antrean kendaraan masih tersisa di tengah-tengah persimpangan. Jadinya, kendaraan yang mau ke arah Buahbatu enggak bisa lewat," ungkap Feby, salah seorang warga. Ia menuturkan bahwa dirinya membutuhkan waktu lebih dari satu jam untuk mencapai tempat kosnya di daerah Buahbatu. Padahal, biasanya, ia hanya membutuhkan waktu tak lebih dari setengah jam. Di persimpangan Buahbatu, air juga menggenang. Begitu pula di Jln. Pelajar Pejuang 45, mulai dari persimpangan hingga depan Hotel Horison. Setengah badan jalan terendam. Genangan air cukup tinggi terjadi di persimpangan jalan itu dengan Jln. K.H. Ahmad Dahlan. Namun, tak terjadi kemacetan. Sementara itu, arus lalu lintas di pusat Kota Bandung relatif lancar. Genangan air yang terjadi di beberapa ruas jalan tak menghambat arus kendaraan. Ketinggian air hanya mencapai 1 cm hingga 5 cm. Musim hujan Menanggapi turunnya hujan dalam beberapa hari ini di kawasan Kota Bandung, Kepala BMG Stasiun Kelas I Bandung, Hendri Subakti mengatakan, kawasan Bandung dan sekitarnya saat ini memang sudah memasuki musim hujan. Menurut dia, hal ini dilihat dari sepuluh hari ketiga bulan Oktober, jumlah curah hujan sudah di atas 50 mm. "Rata-rata per harinya jika hujan mencapai 10 mm. Jadi, kondisi ini sudah masuk musim hujan," tutur Hendri. Hendri menambahkan, potensi banjir di kawasan Bandung dan sekitarnya masih di kawasan Bandung selatan, yang menjadi langganan banjir jika musim hujan tiba. Menurut dia, puncak musim hujan di kawasan Bandung akan terjadi pada Desember-Januari. "Pada masa itu, hanya akan terjadi enam atau tujuh hari tanpa hujan," ujarnya. Menyinggung hujan buatan, menurut Hendri, hal itu hanya dilakukan di daerah dekat aliran sungai (DAS) Citarum. Hujan buatan tersebut dibutuhkan untuk menaikkan permukaan air untuk kepentingan Waduk Jatiluhur, Cirata, dan Saguling. (A-125/A-158) Post Date : 30 Oktober 2007 |