|
BANDUNG, (PR). Menyusul penumpukan sampah di berbagai tempat pembuangan sementara (TPS) sampah di Kota Bandung, Wali Kota Dada Rosada menyatakan Kota Bandung sudah mengalami darurat sampah. Pasalnya, untuk jangka pendek, Pemkot Bandung masih kesulitan mencari lahan untuk dijadikan tempat pembuangan akhir (TPA). Dengan begini, maka warga masyarakat yang menghirup bau sampah bisa sakit. Saya yakin, meski belum ada laporan mengenai hal itu, namun sebentar lagi pasti ada warga yang jatuh sakit karena sampah. Untuk itu, saya nyatakan Kota Bandung sudah masuk darurat sampah, kata Dada, saat berdiskusi masalah sampah di aula redaksi PR Jln. Soekarno Hatta 147, Bandung, Jumat (5/5). Dalam diskusi yang dihadiri pula oleh Wali Kota Cimahi Itoc Tochija, Bupati Bandung Obar Sobarna, anggota Dewan Pakar Dewan Pemerhati Kelestarian Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) Sobirin, serta Direktur Utama PT Pikiran Rakyat Bandung, H. Syafik Umar, terungkap, TPA tetap merupakan salah satu opsi solusi masalah sampah, selain community development berupa pengolahan sampah di tempat tinggal warga. Akan tetapi, opsi itu kerap terbentur mekanisme birokrasi dan tekanan dari masyarakat sekitar bakal lokasi TPA, sehingga sampah dari TPS belum dapat didistribusikan. Faktor lainnya, karena terkait dua wilayah kota dan satu kabupaten. Untuk jangka pendek, pilihan lokasi TPA berada di Kab. Garut, Kab. Sumedang, dan Kab. Bandung. Karena Kabupaten Bandung paling banyak menerima tawaran lokasi TPA, saya usul agar Bupati Bandung dapat menentukan lokasinya dan kalau bisa, sampah Kota Bandung dapat dibuang dulu sambil mekanisme birokrasi itu dijalankan, tutur Dada sembari menekankan krusialnya penanganan cepat. Sementara, Bupati Bandung Obar Sobarna, menyatakan dukungannya terhadap pencarian solusi pembuangan sampah. Meski begitu, ia menekankan aturan main harus dijalani terlebih dahulu. Kalau bisa diputuskan sekarang, boleh saja saya menunjuk lokasi TPA di Kabupaten Bandung. Akan tetapi, ada mekanisme yang bisa kita bicarakan terlebih dahulu, dan kita berupaya mempercepatnya. Mustahil saya selaku pimpinan tidak merespons ini, katanya. Selain itu, Obar mengingatkan semua pihak tentang pentingnya sosialisasi pengolahan sampah. Terutama pemahaman di wilayah tempat tinggal masyarakat yang akan dijadikan TPA dan proses rencana composting sampah. Pada bagian lain, Wali Kota Cimahi Itoc Tochija menggarisbawahi prioritas langkah yang harus segera diputuskan. Karena bicara masalah darurat, kita tidak bisa berpikir ekonomi, apapun bentuknya mulai dari proses pengadaan, izin, dan sebagainya. Mudah-mudahan, setelah masa darurat itu berlalu, baru kita bisa bicara ekonomi, karena yang akan kita cari adalah keuntungan sosial, bukan ekonomi. Dikatakan Itoc, pemahaman masyarakat akan proses composting di halaman rumah masing-masing warga, seperti digagas Sobirin, harus ditekankan. Pasalnya, mind set masyarakat bahwa sampah merupakan persoalan bersama harus dibentuk, sebagai agenda setting budaya memperlakukan sampah. (A-159) Post Date : 06 Mei 2006 |