|
JAKARTA, (PR).- Hujan deras yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya selama kira-kira 24 jam, berakhir Jumat (1/2) pukul 16.00 WIB. Akibatnya, banjir melanda sejumlah tempat. Beberapa ruas jalan, termasuk jalan protokol, tak luput dari genangan air yang menyebabkan jalan macet total. Bahkan, Istana Presiden dan Istana Wakil Presiden pun tergenang air setinggi mata kaki orang dewasa. Sementara itu, aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Soekarno - Hatta Cengkareng, Tangerang Banten, sempat dihentikan secara total akibat cuaca buruk, yang menyebabkan jarak pandang hanya 300 meter. Berdasarkan pemantauan di sejumlah tempat, banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya sangat mengganggu aktivitas warga. Hujan di Jakarta dan sekitarnya mulai turun sejak Kamis (31/1) malam kira-kira pukul 23.00 WIB hingga kemarin sore. Kegiatan penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta sempat dihentikan, sebelum akhirnya dibuka kembali pada pukul 14.20 WIB kemarin. Sepanjang penutupan bandara tersebut, 54 penerbangan dialihkan ke lima bandara, termasuk ke Singapura. "Saat terjadi penutupan, penerbangan dialihkan ke beberapa tempat (bandara-red.). Pesawat yang hendak menuju Jakarta 15 penerbangan dialihkan ke Bandara Halim Perdanakusumah, 12 penerbangan ke Palembang, 6 penerbangan ke Semarang, 17 penerbangan ke Surabaya, dan empat penerbangan ke Singapura," kata Direktur Teknik Bandar Udara Ditjen Perhubungan Udara Departemen Perhubungan, Indra Tjahya. Akibat penutupan bandara itu, sejumlah penerbangan mengalami penundaan. Hal itu berimbas terjadinya penumpukan penumpang di ruang tunggu pemberangkatan ataupun di tempat check-in. Bandara Soekarno-Hatta terpaksa ditutup karena cuaca buruk, sehingga jarak pandang hanya sekitar 300 meter. Padahal, jarak pandang normal untuk penerbangan minimal 600 meter. Aktivitas Busway pun terganggu. Ruas Jln. Daan Mogot Jakarta Barat terendam banjir sekitar satu meter. Akibatnya, Busway Kalideres-Harmoni dan Kalideres-Pulogadung tidak bisa lewat. Keterangan yang diperoleh "PR" menyebutkan, 1.700 penumpang Busway dari berbagai koridor tidak bisa diangkut, karena jalan tidak bisa dilewati. Banjir yang terjadi kali ini cukup mengagetkan warga. Sebab, ada sebagian permukiman yang selama ini tidak terkena banjir, tiba-tiba terendam beberapa sentimeter. Di wilayah Kota Tangerang, sejumlah permukiman penduduk juga terendam air. Misalnya, perumahan mewah Banjar Wijaya. Sementara beberapa ruas jalan sepanjang Jln. K.H. Hasyim Ashari (yang menghubungkan Ciledug dan Kota Tangerang) juga tergenang air, seperti di depan pintu gerbang Perumahan Royal. Sejumlah sekolah terpaksa memulangkan siswanya lebih awal. Siswa siswi Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Asy-Syukriyyah, Cipondoh misalnya, terpaksa memulangkan siswanya pukul 12.00 WIB, karena halaman sekolah terendam banjir. Padahal, biasanya siswa pulang pukul 16.00 WIB. Kali Angke meluap Pukul 17.00 WIB, Kali Angke yang melintas di kawasan Ciledug meluap. Akibatnya, penduduk di Perumahan Ciledug Indah I diungsikan. Hingga menjelang magrib, evakuasi terhadap penduduk masih terus dilakukan oleh petugas Satpol PP Kota Tangerang bekerja sama dengan penduduk setempat. Perumahan Ciledug Indah I merupakan "langganan" banjir. Banjir yang terjadi pada awal Februari 2007 lalu pun menyebabkan hampir seluruh permukiman tersebut terendam. Banjir yang hampir merata di Jakarta, diyakini bukan banjir kiriman seperti yang terjadi tahun-tahun sebelumnya. "Ini bukan banjir kiriman, tetapi akibat hujan lokal yang cukup deras. Musim banjir kali ini bukan kiriman seperti tahun lalu dari sejumlah sungai yang meluap. Tetapi, akibat hujan lokal yang sangat deras dan drainase yang kurang bagus," kata Satkorlak Pemprov DKI Jakarta, Aryono. Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo (Foke) turun ke lapangan untuk memantau banjir. Foke terpaksa naik ojek untuk menempuh tempat-tempat yang dituju karena banjir dan macet di beberapa ruas jalan di Jakarta. Pemprov DKI sudah menyiapkan 326 lokasi penampungan pengungsi, termasuk gedung sekolah, puskesmas, masjid ataupun sarana-sarana lainnya, yang cukup memungkinkan penduduk bisa berteduh. Selain itu, juga disiapkan 134 puskesmas guna menangani gangguan kesehatan dan 300 perahu karet yang digunakan untuk menolong atau mengevakuasi penduduk dari tempat tinggalnya yang terkena banjir. Menurut Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutrisno, mereka berada dalam kesiagaan penuh, karena kemungkinan masih ada puncak curah hujan tinggi pada bulan Februari ini. Beberapa nomor telefon yang dapat dihubungi untuk bantuan yakni Lakar Bakornas (3458500), Depsos (3108000), Depkes (5265043), dan Departemen PU (7229755). (A-75/A-94/A-130) Post Date : 02 Februari 2008 |