|
Bandung, Kompas - Banjir dengan ketinggian 2 meter, Jumat (7/12) siang, melanda Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Sebanyak 622 warga terpaksa mengungsi di aula kelurahan serta sejumlah masjid dan sekolah di kawasan tersebut. Banjir itu merupakan akumulasi luapan air dari sejumlah kecamatan, seperti Cileunyi, Pangalengan, Rancaekek, Majalaya, dan Ciparay. Di sana, sejak Kamis siang hingga malam, terjadi hujan lebat sehingga Sungai Citarum meluap. Akibatnya, sejumlah titik di Kelurahan Baleendah, yang berada di kawasan rendah, langsung digenangi air. ”Semua warga mengungsi, kecuali mereka yang mempunyai rumah bertingkat bisa bertahan di lantai atas. Bahkan banjir sebelumnya (hari Kamis) lebih tinggi, yakni sekitar 3 meter,” kata Sumarman, warga Kampung Cieunteung, Baleendah. Menurut Asep, warga Cieunteung, air mulai masuk rumah pada Kamis sekitar pukul 18.00. Saat itu, ketinggian air sekitar 45 sentimeter. Bahkan, Jumat sekitar pukul 01.00, ketinggian air sudah mencapai 2 meter. Lurah Baleendah Heru Kiatno mengemukakan, warga yang mengungsi berasal dari tiga kampung, yakni Cieunteung, Mekarsari, dan Cigado. ”Sebelumnya, mereka sudah mengungsi ke sini (kantor Kelurahan Beleendah) selama seminggu, dari 18 November 2012. Saat air surut, mereka sudah pulang ke rumah masing-masing. Tapi, berhubung banjir, mereka mengungsi lagi ke sini,” ujar Heru. Banjir juga melanda puluhan rumah warga di Kampung Babakan Leuwi Bandung, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. Hingga Jumat sore, banjir mulai surut. Banjir Tapin Jumat pagi, banjir juga terjadi di Desa Serawi Tengah, Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Banjir terjadi akibat air Sungai Serawi meluap dengan ketinggian 50 sentimeter hingga 1 meter. ”Air sungai meluap sekitar pukul 07.00 Wita. Sampai sekitar pukul 10.00, air dari sungai masih mengalir deras ke permukiman,” ujar Ida, salah satu warga. Banjir pertama kali, yang terjadi pada musim hujan akhir 2012 ini, disebabkan hujan lebat di daerah hulu. Di Serawi Tengah, sempat turun hujan deras pada Kamis malam, tetapi reda menjelang subuh. Banjir di wilayah Kecamatan Mataraman, Pengaron, dan Simpang 4, Kabupaten Banjar, yang terjadi dalam tiga hari terakhir, juga berangsur surut. Sebagian besar air hanya menggenangi halaman rumah warga. Banjir terjadi akibat meluapnya Riam Kiwa dan Martapura. Kepala Subbidang Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalimantan Selatan Syahruddin menyatakan belum mendapat informasi terkini soal banjir di Kabupaten Banjar dan daerah lain di Kalimantan Selatan. ”Sejauh ini belum ada data karena banjir yang terjadi masih berlangsung singkat akibat pasang surut air sungai. Belum sampai pada kondisi darurat dan evakuasi pengungsi,” ujarnya. Di Yogyakarta, angin puting beliung memorakporandakan permukiman warga di enam dusun, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman, Jumat sekitar pukul 14.30. Lebih dari 500 rumah warga rusak dan beberapa warga terluka. Warga sempat melihat pusaran angin kencang berputar-putar. ”Suaranya bergemuruh keras sekali, barang-barang beterbangan. Saya langsung lari ke luar rumah menyelamatkan diri,” ujar Jamilah (52), warga Dusun Kadisoka, beberapa saat setelah kejadian. (SEM/WER/ABK) Post Date : 08 Desember 2012 |