|
BANDUNG, KOMPAS - Sebanyak 450 rumah di Kampung Cienteung, Desa Baleendah, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, terendam banjir selama 20 hari. Banjir dari kawasan hulu itu terbesar sejak tiga tahun terakhir. "Dalam sebulan ini, sudah ada sembilan kali banjir di Kecamatan Baleendah. Banjir pun diproyeksikan akan terus terjadi dalam tiga atau empat bulan ke depan," kata Camat Baleendah Ruli Hadiana, Kamis (27/11), saat mendampingi Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengunjungi lokasi banjir. Akibat banjir itu, seluruh aktivitas 1.500 warga di desa tersebut terhambat. "Warga harus menggunakan perahu menuju ke jalan besar. Perahu itu berkeliling mengantarkan warga setiap pagi dan siang. Ada juga warga yang menyediakan perahu sendiri," kata Ade (37), warga RT 03 RW 10, Desa Baleendah. Sumini (60), warga lainnya, mengaku tidak bisa membuka toko dengan leluasa karena air menggenang setinggi 1 meter. Cucu-cucunya yang bersekolah di SD Mekarsari kesulitan menuju sekolah. Kepada Gubernur, warga meminta pengerukan Sungai Citarum segera dilakukan. Sungai itu terakhir kali dikeruk pada 2006. Hingga Kamis sore sedikitnya 1.500 rumah di Perumahan Bumi Panyileukan, Kelurahan Cipadung Kidul, Bandung, masih terendam. Sehari sebelumnya banjir merendam 2.400 rumah warga dengan ketinggian 50 sentimeter. Adler Rustam dari Forum Banjir Cipadung Kidul menduga banjir itu berasal dari Ujungberung dan Gunung Manglayang. Selain itu, tanggul Sungai Cilasatri di dekat SDN Panyileukan juga jebol. Air yang masuk ke perumahan bercampur lumpur berwarna kecoklatan. Sebagian besar warga yang rumahnya terendam banjir memilih mengungsi ke rumah warga lain yang tidak terkena banjir. Ditanggung pusat Untuk mengatasi banjir yang sering terjadi di kawasan Bandung selatan, Gubernur telah mengajukan dua solusi ke pemerintah pusat, yakni pengerukan sungai dan pemapasan Curug Jompong. "Kedua kegiatan itu telah dibahas di pusat sebab Citarum merupakan sungai nasional. Pemprov Jabar hanya bisa mengusulkan dan mendorong percepatan upaya penanganan banjir," katanya. Pengerukan Sungai Citarum yang diharapkan bisa dilakukan pada 2009 membutuhkan biaya sekitar Rp 40 miliar. Adapun pemapasan Curug Jompong ditaksir menghabiskan biaya Rp 400 miliar. Semuanya adalah dana pemerintah pusat. Pemprov Jabar akan menganggarkan dana bagi penghijauan di kawasan hulu. Untuk tahun 2009 dialokasikan sebesar Rp 50 miliar yang dimasukkan dalam pos dana tak tersangka APBD. (REK/MHF) Post Date : 28 November 2008 |