Bandung, Kompas - Banjir kembali melanda wilayah Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (20/3). Sekitar 3.000 warga di kecamatan itu mengungsi.
Air juga menggenangi 3.700 rumah warga di Kecamatan Majalaya.
”Pengungsi tersebar di enam titik dan jumlahnya diperkirakan akan terus bertambah jika hujan turun malam (Sabtu) ini,” kata Eko Haryanto, Ketua Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana Kelurahan Baleendah.
Dua kelurahan, yakni Baleendah dan Andir, serta dua desa, yaitu Rancamaya dan Bojongmalaka, tergenang setelah hujan deras turun selama hampir tiga jam di kawasan itu sejak Jumat malam hingga Sabtu dini hari. Kondisi terparah dialami Kampung Cieunteung, Kelurahan Baleendah. Air setinggi empat meter merendam rumah warga.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung menyediakan dua dapur umum untuk melayani pengungsi, yakni di Gedung Juang 45 dan eks Gedung Dinas Pendidikan.
Di Majalaya, hingga Sabtu sore, ketinggian air yang bercampur lumpur di rumah warga mencapai 50 sentimeter.
Riki Waskita (33), salah satu warga, menuturkan, hujan deras memicu air Sungai Citarum yang melintasi wilayah itu kembali meluap. ”Hujan terjadi sejak Jumat sekitar pukul 19.30 sampai Sabtu pukul 01.30,” katanya.
Banjir di Jawa Barat juga terjadi di Kabupaten Cirebon, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Karawang.
Cirebon
Di Cirebon, luapan air Sungai Cisanggarung menyebabkan sedikitnya 200 rumah dan puluhan hektar sawah di Desa Cilengkrang serta sekitar 100 rumah di Desa Ciledug Wetan tergenang.
Menurut Rohadi, Kepala Desa Cilengkrang, fasilitas umum yang tergenang air hanya mushala dan madrasah. Desa Ciledug Wetan, Kecamatan Ciledug, dan Desa Cilengkrang, Kecamatan Pasaleman, dilanda banjir dengan ketinggian air hingga 1,5 meter, Jumat malam. Selain debit air yang meningkat, banjir juga disebabkan beberapa titik tanggul di belakang dua desa itu ambles dan ambrol.
Menurut warga, air sungai mulai masuk ke perkampungan pukul 22.00 dan ketinggian air terus meningkat sampai pukul 01.00, Sabtu.
Rasidi, warga Desa Cilengkrang, mengatakan, ketinggian air yang menggenangi jalan dan rumah di kampungnya 70 cm- 150 cm. Di sejumlah rumah, ketinggian air sampai sepinggang orang dewasa.
Selain debit air Sungai Cisanggarung, debit Sungai Cijangkelok, yang terletak di belakang desa, juga meningkat. Kondisi itu diperparah dengan delapan pintu air di Desa Cilengkrang dan empat pintu air di Desa Ciledung Wetan yang rusak dan jebol.
Banjir juga menyebabkan aktivitas warga di sedikitnya lima lokasi di sekitar daerah aliran Sungai Citarum di Kabupaten Purwakarta dan Karawang terganggu banjir empat hari ini.
Hingga Sabtu, sebagian warga Perumahan Karaba Indah di Desa Wadas dan Perumahan Bintang Alam di Desa Teluk Jambe serta beberapa kelurahan di Kecamatan Karawang Barat hingga Sabtu masih mengungsi. ”Rasanya tidak tenang karena setiap hari banjir pasang dan surut,” ujar Yayan (50), warga Karaba Indah.
Dinas Sosial Karawang mencatat, secara akumulasi, banjir di kabupaten yang berlangsung selama tiga hari ini merendam 1.107 rumah di empat kecamatan, yakni Ciampel, Teluk Jambe Timur, Karawang Timur, dan Karawang Barat.
Oji (72), warga Desa Cikaobandung, Kecamatan Jatiluhur, Purwakarta, menyebutkan, banjir telah memutus jalur utama penghubung Kecamatan Jatiluhur dan Sukasari di Kampung Cikao dan Batulayang.
Kepala Desa Cikaobandung Syaeful Hidayat menambahkan, pemilik warung makan, kelontong, dan bahan pokok menutup usaha untuk sementara karena lokasi dagang tergenang air.
Aktivitas pelajar, karyawan, dan pedagang juga terhambat karena angkutan tidak dapat menembus lokasi banjir. Mereka menyeberangi daerah banjir menuju sekolah, pabrik, atau kantor dengan perahu. (rek/tht/mkn)
Post Date : 21 Maret 2010
|