Baleendah dan Dayeuhkolot Masih Terendam Banjir

Sumber:Pikiran Rakyat - 13 Februari 2006
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
BANDUNG, (PR).Banjir langganan kembali menyergap perkampungan penduduk di sepanjang bantaran Sungai Citarum, khususnya Kec. Baleendah dan Kec. Dayeuhkolot. Warga mendesak pemerintah pusat agar segera menyelesaikan projek normalisasi Sungai Citarum dan pembuatan kolam penampungan air.

Dari pantauan "PR" semalam, banjir masih menggenangi dua RW di Kampung Bojong Citepus, Desa Cangkuang Wetan, Dayeuhkolot, setinggi pinggang orang dewasa (sekira 90 cm).

Banjir terparah menggenangi RT 1 sampai RT 4 di RW 9 dan sebagian RW 8 Kampung Bojong Citepus. Sebenarnya pada Sabtu (11/2) siang, air yang merendam rumah warga sudah mulai surut. Akan tetapi, karena hujan kembali mengguyur di wilayah Dayeuhkolot dan Baleendah serta Kota Bandung, pada Minggu (12/2) dini hari, air kembali merendam rumah warga.

Ruas Jln. M. Toha juga tergenang banjir cileuncang akibat tak lancarnya saluran air di sisi jalan. Sejauh ini, banjir cileuncang tidak menghalangi aktivitas para pekerja pabrik yang masuk shift malam.

M. Erawan (38), warga RW 4, Kampung Bojongasih, Desa Dayeuhkolot menuturkan, bila hujan turun tiap hari, tidak tertutup kemungkinan wilayahnya dan wilayah yang letaknya lebih rendah akan mengalami hal yang serupa pada Februari 2005, di mana ketinggian air mencapai atap rumah.

Bagi warga yang rumahnya sudah tidak terendam banjir, penghuninya mencoba membersihkan lantai dan dinding dari endapan tanah maupun lumpur yang terbawa air.

Pembersihan lantai dan dinding tersebut dilakukan warga agar rumahnya tidak menimbulkan penyakit. Air yang masuk ke rumah bercampur air limbah pabrik maupun sampah yang membawa sumber penyakit.

Luapan Citarum

Dari laporan Camat Baleendah, Terry Rusinda, S.I.P., banjir juga masih menggenangi sebagian wilayah Kel. Andir akibat meluapnya Sungai Citarum dan Sungai Cisangkuy. Banjir merendam ratusan rumah di RW 1, 6, 7, 9, dan RW 13 dengan ketinggian antara 20 cm sampai 70 cm.

Sedangkan dari laporan Camat Cangkuang, Febby Suryatrisna, S.I.P., banjir juga sempat menimpa Desa Tanjungsari, Kec. Cangkuang, mulai Jumat (10/2) sore lalu dan menggenangi 361 rumah dan 4 hektare sawah di RW 1, 2, dan RW 8. Namun, banjir sudah mulai surut, sehingga warga masyarakat sudah bisa beraktivitas kembali.

Menurut sekretaris pembangunan RW 9 Kp. Bojong Citepus, Yaya Hidayat, warga masyarakat mengeluhkan lambannya penyelesaian projek penanggulangan banjir Sungai Citarum yang telah berjalan dua tahun. "Kalau melihat rencana awal, maka seluruh bantaran Sungai Citarum ditutup dengan kirmir termasuk menutup gorong-gorong anak-anak sungainya," katanya.

Sedangkan limpahan air dari rumah-rumah warga masuk ke kolam penampungan yang luasnya sekira 6.000 m2 yang kini belum selesai pembangunannya. "Nantinya air dari Sungai Citarum tidak bisa masuk ke perkampungan, karena dibendung. Sedangkan air dari perkampungan masuk ke kolam lalu disedot mesin untuk dibuang ke Sungai Citarum," katanya.

Warga juga meminta pemerintah mempercepat normalisasi Sungai Citarum. "Kami mendapat informasi sudah ada alokasi anggaran untuk pengerukan lumpur Sungai Citarum sehingga kami mohon projek itu segera dilaksanakan," ujarnya.(A-71/B-33)

Post Date : 13 Februari 2006