|
Jakarta, Kompas - Bak pembuangan sampah rumah tangga di rumah Swaloon Sianturi di Jalan Jeruk Purut RT 6 RW 3, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (17/5) sekitar pukul 10.30, meledak. Akibatnya, tembok bak sampah jebol dan Sudarso-sopir keluarga Sianturi yang saat itu sedang membakar sampah-mengalami luka ringan. Tulang kering kaki kanan Sudarso terluka karena pecahan batu bata. Ia sempat dirawat dengan empat jahitan di kakinya di Rumah Sakit Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan, sebelum akhirnya pulang. Sudarso menuturkan, munculnya ide membakar sampah berawal dari penuhnya bak di sudut kiri halaman rumah itu oleh sampah dedaunan. "Sebenarnya memang jarang dibakar. Tetapi, enggak tahu kenapa tadi (Senin siang-Red) saya langsung menyiram bensin dan menyalakan api," tuturnya beberapa saat setelah ledakan. Tak berapa lama setelah api membesar, ia yang saat itu berjarak dua meter dari bak sampah terkejut ketika tiba-tiba ada ledakan. "Seketika saya pingsan dan begitu sadar ternyata sudah berada di rumah sakit," katanya lagi. Haris, salah seorang karyawan butik di rumah tersebut, mengisahkan, ledakan terdengar keras hingga ke tempat ia berada, yakni di lantai dua. Begitu terdengar ledakan, ia dan sejumlah karyawan lain segera turun ke halaman. Hingga Senin siang sekitar pukul 12.00, tim identifikasi Kepolisian Resor (Polres) Metro Jakarta Selatan, tim gegana Polda Metro Jaya, dan tim Pusat Laboratorium Forensik Markas Besar Kepolisian Negara RI tiba di lokasi. Beberapa saat seusai menyisir tempat kejadian perkara (TKP), beberapa petugas menyatakan kecil kemungkinan ada dugaan tindakan teror dari kejadian tersebut. Kepala Unit Anti Teror dan Bom Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Dua Suliyanto mengatakan, ledakan terjadi karena sampah dibakar tanpa ada ventilasi. "Kami lihat tadi saat dibakar pakai bensin, tutupnya tidak dibuka. Jadi, udara di dalam bak sampah pengap sehingga menimbulkan ledakan," ujarnya. Ia menegaskan, tidak ada sedikit pun bahan peledak di TKP. Dengan demikian, kasus ini bisa disimpulkan sebagai kecelakaan murni. Hal senada dikatakan Kepala Polres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Ghufron. Ia menyebutkan, hingga Senin siang tidak ditemukan dugaan teror dalam peristiwa itu. Kejadian itu semata-mata musibah. Ia menilai, korban kurang perhitungan saat membakar sampah karena tetap menutup bak sampah saat sudah disiram bensin dan dinyalakan api. Sementara itu, pada Senin pukul 14.15, terjadi ancaman peledakan bom di Gedung Permata lantai VI, tepatnya di kantor PT Sari Jaya Securities, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan. Natalia Elisabeth, sekretaris perusahaan itu, menerima telepon ancaman dari laki-laki tak dikenal. Si penelepon menyatakan, ia menaruh bom yang akan meledak pada Senin pukul 18.00. Tim gegana yang menyusuri lokasi hingga pukul 17.30 tidak menemukan bom atau bahan peledak. (ADP) Post Date : 18 Mei 2004 |