|
WONOSARI (KR) - Bak Penampungan Air Hujan (PAH) masih efektif untuk mengatasi kekeringan. Karena itu meskipun sekarang sudah ada ribuan buah, pemerintah masih akan menerima bantuan dari Bank BNI sebanyak 150 buah dan 5 buah tanki air. Penambahan bak dan tanki ini diharapkan akan memperingan beban masyarakat, kata Ketua Harian Satgas Kekeringan Gunungkidul Basuki Rochim BSc SIP menjawab pertanyaan KR, Minggu (25/9). Saat ini sudah banyak PAH baik dimiliki perorangan maupun kelompok. Bahkan di kawasan kekeringan hampir setiap rumah mempunyai bak air. Hanya, untuk bantuan dari Bank BNI ini nantinya akan digunakan untuk kelompok. Jika sekarang ini rata-rata PAH menampung 5 meter kubik, bantuan dari bank ini direncanakan akan mampu menampung sekitar 10 meter kubik hingga 15 meter kubik.Jadi bak ini akan lebih besar dibanding bak-bak yang ada sekarang ini, tambahnya. Diakui, bak penampungan air ini akan kering jika terjadi kemarau panjang. Tetapi kegunaannya tetap efektif. Di musim penghujan dapat menampung air hujan, sehingga dapat untuk persediaan kesulitan air di awal musim kemarau. Jika kemarau panjang kering, tetapi tetap berguna juga, karena untuk menampung dropping air dari pemerintah maupun pihak ketiga. Bahkan kendati harus beli dari pedagang air swasta, bak penampungan ini dapat digunakan untuk penampungan air kelompok masyarakat setempat, ujarnya. Basuki Rochim yang juga Asisten Administrasi Pembangunan (Asek II) Pemkab Gunungkidul belum dapat menjelaskan secara lengkap soal bantuan Bank BNI tersebut. Tetapi sudah ada nota kesepahaman akan diberikan bantuan itu. Soal nilainya sedang dihitung. Untuk satu bak penampungan air dengan volume 10 meter kubik hingga 15 meter kibik nilainya sekitar Rp 10 juta hingga Rp 15 juta. Sedang harga mobil tanki dia tidak banyak mengetahui. Namun, jika bantuan lima mobil dari BNI ini terwujud, jumlah armada yang dimiliki pemerintah akan menjadi 17 buah. Kekeringan di Gunungkidul sekarang ini semakin meluas. Selain sebelas kecamatan yang memang sudah rutin, seperti Girisubo, Rongkop, Semanu, Tepus, Tanjungsari, Paliyan, Saptosari, Panggang, Purwosari, sebagian Ponjong dan Wonosari, kini sebagian Kecamatan Playen juga dilanda kekeringan. Terutama beberapa pedukuhan yang berbatasan dengan Kecamatan Paliyan. Secara keseluruhan ada tambahan 40 pedukuhan yang kesulitan air, tambahnya. Sehubungan dengan hal tersebut, kini ditingkatkan volume pengiriman air. Jika sebelumnya baru menggunakan 10 tanki air dengan volume 60 rit sehari, sudah beberapa hari ini dikerahkan 12 tanki air dengan volume pengiriman antara 72 rit hingga 80 rit. Sehingga siklus pengiriman tiap pedukuhan dapat diperpendek dari 7 hari sekali menjadi 5 hari sekali, kata Basuki Rochim SIP. (Ewi)-z Post Date : 26 September 2005 |