|
Medan, Kompas - Sedikitnya 13 bak penampungan air bersih di Desa Fadoro, Kecamatan Mandrehe, Kabupaten Nias, Sumatera Utara, yang dibangun lembaga swadaya internasional World Vision untuk warga desa itu hingga Jumat (10/10) belum berfungsi. Warga menyatakan, bak penampungan air bersih itu hanya berfungsi selama satu bulan setelah diresmikan. Hingga kemarin, warga melaporkan belum ada perbaikan pada penampungan bak air bersih itu. Akhir September lalu, Kompas bertemu dengan warga Desa Fadoro yang kini menggunakan air dari sumur yang berwarna kehijauan mirip air sawah yang berlumut (Kompas, 4/10). Bak air di depan kediaman Aluizisökhi Hia (33), misalnya. Bak yang dicat biru itu selama enam bulan terakhir tak berfungsi. Aluizisökhi justru menggunakan bak untuk sandaran jemuran kayu gergajian. ”Bak hanya berfungsi satu bulan lebih, setelah itu air tak mengalir. Saya coba perbaiki kerusakan di saluran di ujung desa. Air mengalir sebentar, tetapi tak lama kemudian air tak mengalir,” tutur Aluizisökhi. Menurut Aluizisökhi, bantuan instalasi air bersih di Kecamatan Mandrehe yang ada di tujuh desa dibangun awal tahun ini. Enam bulan terakhir, bak air tak berfungsi. ”Saya kurang tahu di desa lain, tetapi di desa kami semua tak berfungsi,” tutur Aluizisökhi. Karena tak ada air bersih, warga kembali menggunakan air dari sumur yang berwarna kehijauan seperti air sawah untuk mencuci, mandi, dan keperluan memasak. Menurut Aluizisökhi, warga sudah mengadukan masalah ini kepada lembaga yang membantu, tetapi belum ada tanggapan. ”Kami sangat berharap tampungan air ini bisa diperbaiki karena sangat berguna bagi kami,” tutur Aluizisökhi Marketing Public Relation World Vision Indonesia (WVI) John Nelwan saat dikonfirmasi menyatakan berterima kasih atas informasi itu dan sudah meneruskan kepada yang berkepentingan di WVI. Bantuan bak air itu merupakan bagian program bantuan gempa dan tsunami di Pulau Nias yang sudah selesai. ”Bantuan itu sudah diserahkan kepada pemerintah kecamatan setempat, tetapi tetap menjadi tugas kami untuk membantu warga merawat bak air itu,” tutur John. WVI kini membuat program baru di Pulau Nias dalam bentuk area development program. Seperti diketahui, sejumlah fasilitas publik yang dibangun Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Nias dan lembaga swadaya masyarakat di Pulau Nias sudah mulai rusak. Namun, BRR belum mendata wilayah yang mengalami kerusakan itu. (WSI) Post Date : 11 Oktober 2008 |