Bajir Reda, 47 Sumur Tercemar

Sumber:Indopos - 25 Januari 2008
Kategori:Air Minum
SRAGEN - Masyarakat Dusun Kedungrejo, Desa Sidodadi, Kecamatan Masaran sambat. Sumur mereka berwarna coklat dan kemerah-merahan pasca banjir yang melanda dusun tersebut beberapa waktu lalu. Akibatnya air sumur tersebut tidak bisa lagi untuk memasak dan MCK.

"Banjir yang melanda desa kami beberapa waktu lalu, membuat air dari sungai meresep ke sumur warga. Setelah itu, warnanya menjadi coklat dan kemerah-merahan. Jika digunakan untuk minum rasanya sudah berbeda dengan sebelum banjir. Kalau untuk mandi juga jadi gatal," papar warga Kedungrejo, Pawiro Sapar, 55 kepada koran ini kemarin.

Dia mengatakan, banjir di Dusun Kedungrejo berlangsung selama dua hari. Ketinggian air di Kedungrejo sampai selutut orang dewasa. Setidaknya air dari tempat kotoran manusia dan air sungai meresap menjadi satu di sumur warga. Setidaknya ada 47 sumur milik warga yang diduga tercemar limbar air dari sungai.

"Desa kami terletak di dua sungai besar, yakni Sungai Grompol dan Bengawan Solo. Air tumpahan yang sarat dengan limbah masuk ke desa kami," tandasnya.

Hal senada juga dikatakan warga lain Agus Erwiyanto, 31. Pihaknya mengatakan, pasca banjir air sumur tidak bias digunakan warga. Sebab rasanya sudah tidak enak karena sangat kotor. Jika dipaksa dipergunakan untuk mandi maka rasanya akan gatal-gatal. "Bukan hanya kotor saja, akan tetapi bau yang ditimbulkan tidak enak. Akibatnya, kami warga tidak mau meminum air yang berasal dari sumur," paparnya yang sumurnya juga terendam air saat banjir.

Menurut Agus, kedalaman sumur miliknya memang hanya 5 meter. Sedangkan air dari sumur itu sebagai satu-satunya tempat kehidupan bagi keluarganya. Mulai dari mandi, mencuci pakaian, dipergunakan memasak dan minum sehari-hari. Namun terkait air yang di duga sudah bercampur limbah itu, pihaknya tidak berani menggunakan. "Awalnya saya tidak mempedulikan dan nekat digunakan mandi. Namun hasilnya malah kulit gatal-gatal," tambahnya.

Sementara tokoh masyarakat desa setempat, Waluyo membenarkan bahwa sebagian warganya kini menderita diare, muntah-muntah setelah menggunakan air sumur pasca banjir. Bukan hanya itu, mereka juga merasakan demam tinggi dan gatal-gatal di seluruh badan. Pihaknya yakin yang mencemari sumur warga adalah masuknya air sungai ke sumur warga Kedungrejo. "Ada 70 warga menderita diare. Pemkab Sragen juga sudah melakukan droping air bersih ke desa kami untuk konsumsi air minum," tandasnya.

Kasi Kesra Kecamatan Masaran, Giyono mengatakan, kecamatan memang telah menerima keluhan masyarakat. Pihaknya juga sudah meminta masyarakat untuk berobat ke puskesmas pascabanjir lalu. Bahkan, tim dari puskesmas juga sudah datang ke lokasi memberikan pertolongan kepada masyarakat. "Tim kesehatan Puskesmas Masaran juga sudah menyemprot sarang nyamuk di sini. Tujuannya agar nyamuk demam berdarah tidak menjangkiti warga setempat," imbuhnya. (her/bun)



Post Date : 25 Januari 2008