Bahan Baku Air TPJ Tercemar Amonia

Sumber:Kompas - 18 Oktober 2006
Kategori:Air Minum
Jakarta, kompas - Bahan baku air yang dikelola PT Thames PAM Jaya atau TPJ tercemar amonia berkadar tinggi, yakni 1,77 ppm (part per million), Selasa (17/10). Hal itu memaksa TPJ menaikkan penggunaan bahan kimia pada tingkat maksimum sekaligus menurunkan produksi air sampai 10 persen demi menjaga kualitas produksi air bersih.

"Pencemaran itu diketahui ketika petugas kami pada hari Selasa dini hari melakukan tes laboratorium. Tes seperti ini biasanya dilakukan setiap jam guna memastikan kondisi air. Ternyata, kadar amonianya sudah sangat tinggi," ungkap Direktur Hubungan Eksternal TPJ Ramses Simanjuntak, kemarin.

Ramses mengatakan, air baku yang tercemar itu diterima TPJ melalui Kanal Tarum Barat atau Kali Malang. "Amonia itu diduga dibuang melalui Kali Bekasi, yang memang selama ini selalu memiliki tingkat pencemaran paling tinggi," katanya.

Manajer Humas TPJ Devy A Yheanne menambahkan, TPJ pada 22 Juni pernah juga menerima air baku dengan kadar amonia tinggi. Kemarin telah dilakukan klorinasi untuk menjaga agar amonia dapat mencapai titik nol dan air aman dikonsumsi. Ada puluhan kelurahan yang terkena gangguan suplai air akibat penurunan produksi tadi.

"Kadar amonia pada air baku TPJ memperlihatkan kecenderungan menurun. Tetapi, kami tidak dapat memastikan kapan kadar amonia itu dapat kembali normal jika pembuangan limbah melalui Kali Bekasi masih terus dilakukan," kata Devy.

Belum teratasi

Sementara itu, kesulitan air bersih yang dialami warga Kelurahan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, hingga kemarin belum juga teratasi. Meski warga mengeluhkan hal itu sejak beberapa bulan lalu bersamaan datangnya musim kemarau, mereka terus dibiarkan tanpa ada jalan keluar.

"Kondisinya sama seperti yang lalu, warga masih kesulitan air. Air ledeng hanya mengalir beberapa saat pada tengah malam lalu berhenti. Tak ada mobil tangki air bantuan untuk mengatasi kesulitan itu," kata Lurah Marunda Agus Setiawan, kemarin.

Seluruh ketua RW hingga tokoh masyarakat Marunda pernah membahas persoalan ini dalam rapat di kantor lurah baru-baru ini. "Sudah lebih dari dua bulan kami kesulitan air. Tiap malam harus melek menanti air yang hanya menetes beberapa saat lalu kering lagi sepanjang hari, sejak subuh sampai malam lagi," kata seorang ketua RW, Muhammad Yasin.

Namun, kata Ramses, warga tidak pernah mengajukan permintaan resmi untuk mengatasi kesulitan itu. "Kami akan mengirimkan mobil tangki air bantuan jika ada permintaan resmi dari warga," katanya. (CAL)



Post Date : 18 Oktober 2006