|
KECENDERUNGAN masyarakat modern untuk selalu memprioritaskan kesehatan telah mengubah pola konsumsi mereka. Jika pada masa lalu meminum air rebusan yang berasal dari sumur atau ledeng dianggap cukup, kini membeli air galonan dianggap lebih menyehatkan. Buat mereka yang berpendapatan lumayan, air galon yang dipilih umumnya berasal dari merek-merek air minum dalam kemasan (AMDK). Sedangkan buat masyarakat berpendapatan pas-pasan namun tetap ingin menikmati air higienis serta praktis, air galon yang dipilih umumnya berasal dari depot air minum isi ulang yang harganya lebih miring. Sebetulnya, ada alternatif lain yang dapat dipilih oleh masyarakat untuk mendapatkan air minum yang sehat, higienis, praktis namun irit di kantong. Beberapa produsen elektronik ternama telah mengeluarkan peranti penjernih dan penyaring air. Sebagian, hanya difungsikan sebagai alat filter yang dapat memperbaiki kualitas air sehingga air tersebut memiliki kualitas yang lebih tinggi, tentunya setelah sebelumnya direbus terlebih dahulu. Selain itu, juga tersedia perangkat pengolah air yang kapasitas filter airnya lebih tinggi. Sehingga, setelah diproses dalam alat ini, air dapat langsung dikonsumsi tanpa perlu diolah terlebih dahulu. Amway, salah satu perusahaan multinasional asal Amerika Serikat (AS) yang bergerak dalam bisnis multi level marketing (MLM) rupanya telah menangkap peluang bisnis mesin pengolah air. Perangkat yang langsung diimpor dari AS sejak 1999 lalu ini termasuk dalam jenis kedua. Karena mampu mengolah air dari sumur maupun air ledeng menjadi air yang siap dikonsumsi tanpa perlu direbus terlebih dulu. "Kita namakan alat ini Amway Water Treatment System atau (AWTS). Kendati kita bukan perusahaan yang berkonsentrasi dalam produk elektronika, namun kita berani jamin AWTS dapat bersaing dengan merek-merek lain. Pasalnya, teknologi yang kita miliki sampai saat ini belum dapat disamai oleh produsen lain dan masih dipatenkan," ujar Marketing Support Supervisor PT Amway Indonesia Pongky Rivawanto kepada Media di Jakarta, kemarin. Dua teknologi yang diklaim Pongky sebagai keunggulan utama AWTS adalah karbon aktif padat dan lampu ultraviolet. Karbon aktif yang dimiliki AWTS memiliki kepadatan 0,2 mikron. Kepadatan itu diyakini mampu memfilter kotoran serta partikel-partikel secara optimal. Teknologi kedua, lampu ultraviolet (UV). Lampu ini difungsikan sebagai alat pembunuh bakteri dan virus yang tak kasatmata namun jelas membahayakan kesehatan. "Berkat kedua teknologi ini, AWTS telah mendapat sertifikat jaminan kualitas dari National Sanitary Foundation AS. Alat ini juga terbilang sangat efisien karena hanya memakan listrik 12 watt," kata Pongky. Kendati begitu, Pongky mengingatkan, AWTS baru dapat berfungsi optimal jika pasokan air yang masuk dalam sistem pengolahannya telah memenuhi persyaratan yang ditentukan. Pasalnya, alat yang terjual 5.000 unit per tahun di Indonesia ini hanya dapat difungsikan memfilter air yang memenuhi kriteria estetika yaitu tidak berasa, berbau, dan berwarna. Sehingga, alat ini jelas tak dapat difungsikan untuk mengolah air payau atau air berlumpur. Pemasangan dan perawatan Alat yang berukuran 45x15 cm ini umumnya ditempatkan di dapur. Biasanya konsumen menempatkan AWTS di samping keran air yang mengalirkan air ledeng atau air sedotan dari sumur. Segera setelah diolah AWTS, air tersebut dapat langsung dikonsumsi. "Kapasitas kecepatan air yang dikeluarkan AWTS mencapai 2,5 liter, sehingga lebih cocok difungsikan untuk keperluan minum atau memasak di dapur. Konsumen juga dapat langsung memfungsikannya sebagai dispenser, atau memasukkan kembali air yang sudah diolah AWTS ke dalam tabung galon dispenser agar suhunya menjadi dingin atau panas," ujar Pongky. Pongky mengingatkan, konsumen harus melakukan perawatan pada karbon aktif serta lampu UV yang menjadi senjata utama alat ini untuk mematikan kuman dan bakteri. Karbon aktif perlu diganti jika telah difungsikan untuk mengolah 4.700 liter air atau telah berusia satu tahun. Sedangkan lampu UV perlu diganti setiap satu tahun. Amway kini membanderol karbon aktif seharga Rp500 ribu. Sedangkan lampu UV Rp750 ribu. Sehingga setiap tahunnya konsumen harus menyediakan Rp1,25 juta untuk merawat fungsi AWTS. "Untuk mengingatkan konsumen jika karbon aktif atau lampu UV sudah perlu diganti, alat ini juga dilengkapi layar LCD," kata Pongky. Mengingat AWTS termasuk dalam produk yang dipasarkan lewat MLM, konsumen hanya dapat membelinya lewat distributor Amway. Harga yang dipasang untuk produk ini adalah Rp8,2 juta. Pongky mengklaim harga itu terbilang kompetitif dengan produk sejenis yang dikeluarkan merek lain. Pasalnya, selain memberi garansi satu tahun, konsumen juga akan diberikan fasilitas pemasangan gratis serta pelatihan cara penggunaan. (IZ/B-2) Post Date : 02 Desember 2004 |