CIMAHI, (PR).- Sedikitnya 1.800 jiwa pada lima RT di RW 2, Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan mengaku kesal dengan banjir kiriman yang kerap terjadi di wilayah mereka dalam sepuluh tahun terakhir. Saat hujan turun cukup lebat, hampir dipastikan air di Sungai Cibaligo selalu meluap dan membanjiri kawasan tersebut.
Seorang warga RW 2 Kelurahan Melong, Supandi Sutarman (43), menuturkan bahwa warga sangat mengharapkan adanya perhatian dari pemerintah untuk menangani banjir di kawasan padat penduduk itu. "Apabila turun hujan agak lebat, kami selalu bersiaga, karena banjir pasti menerjang wilayah kami," katanya, Kamis (16/12).
Hal senada diungkapkan Ketua RW 2 Arifin Kanditje saat ditemui di rumahnya, kemarin. Menurut dia, selama ini, warga mengeluhkan kurangnya perhatian dari Pemerintah Kota Cimahi dalam menangani banjir kiriman yang diderita warga di kawasan tersebut. Penanganan banjir, justru dibantu Pemkot Bandung dan swasta.
Arifin mengungkapkan, selain banjir kiriman yang terjadi ketika Sungai Cibaligo meluap, dan air kiriman berbagai wilayah lain meluap akibat buruknya drainase. Banjir mengakibatkan 1.800 jiwa atau 600 keluarga di 5 RT di wilayah tersebut merasakan dampak meluapnya Sungai Cibaligo. Di samping itu juga, apabila banjir terjadi, akses jalan terputus.
"Banjir terjadi merata dengan kedalaman bervariasi, mulai satu hingga dua meter di permukiman penduduk, dan sekitar satu meter di Jalan Gempol Sari Raya," ujarnya.
Pendangkalan
Menurut dia, warga sangat menuntut penanganan secara komprehensif agar pemerintah segera melakukan normalisasi sungai yang terus mengalami pendangkalan dan penyempitan. "Kedalaman Sungai Cibaligo saat ini kurang dari tiga meter. Sementara sekitar tujuh tahun lalu, kedalaman di sungai itu bisa mencapai tujuh meter," katanya.
Arifin menjelaskan, upaya pengajuan penanganan sudah disampaikan dinas terkait di Pemkot Cimahi. Tidak hanya itu, pengajuan penanganan banjir pun diusulkan ke DPRD Kota Cimahi.
Diakui Arifin, selama ini penanganan banjir dilakukan secara sukarela oleh para warga dengan membangun dinding yang dianggap akan menahan air masuk ke rumah mereka apabila terjadi banjir. Selain itu, warga pun bergotong-royong melakukan normalisasi sungai dengan peralatan seadanya.
Saat dikonfirmasi, Kepala Bidang Penyehatan Lingkungan dan Pemukiman pada Dinas Penyehatan Lingkungan dan Kebersihan Kota Cimahi Ade Ruhiyat mengakui, banjir sudah lama terjadi. Meski demikian, Pemkot Cimahi telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut.
"Penanganan dilakukan di Sungai Cirengganis. Hanya saja, baru dilakukan parsial, seperti pengerukan dan pembuatan kirmir 2009 lalu yang menghabiskan APBD Rp 600 juta," ucap Ade yang berharap adanya andil dari pemerintah daerah lain karena menyangkut masalah lintas daerah. (A-198)
Post Date : 17 Desember 2010
|