|
GROBOGAN - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Grobogan berencana membangun embung di Krangganharjo, Toroh, untuk menampung gelontoran air dari Kedungombo lewat saluran irigasi Sidorejo. Dengan pembangunan embung itu, setiap jaringan irigasi waduk tersebut ditutup, embung bisa langsung dimanfaatkan untuk melayani kebutuhan air bersih di Kota Purwodadi, Toroh, dan sekitarnya. Demikian dikatakan Dirut PDAM, Mulyadi SP, kemarin. Dia mengatakan hal itu ketika ditanya mengenai penanganan dari kasus kurangnya air bersih di kalangan pelanggan akibat ditutupnya jaringan irigasi Kedungombo. Waduk tersebut ditutup untuk pertanian dan air bersih, karena mulai 1-31 Agustus digunakan Balai Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) Kudus serta Dinas Pengairan dan Jratunseluna Semarang untuk perbaikan saluran dan tanggul yang rusak di semua jaringan irigasi itu. Berdasar pengalaman tahun-tahun sebelumnya, penutupan tersebut tidak sampai berlangsung selama 30 hari penuh. Bila saluran dan tanggul di Dimoro Toroh selesai diperbaiki sebelum tanggal itu, Balai PSDA Kudus langsung mengalirkan air Kedungombo ke bagian hilir. Saat itulah petani ramai-ramai menyedot air irigasi itu untuk membasahi sawah dengan cara rombongan. Menurutnya, jajaran direksi PDAM memilih membuat embung di Krangganharjo atau Danyang, yang berdekatan dengan saluran irigasi Sidorejo, daripada membangun jaringan dengan pipa-pipa besar dari Sugihan Toroh ke Bendung Sidorejo Geyer. Sebab, biayanya relatif murah dibanding membuat jaringan khusus. Relatif Kecil Mulyadi mengatakan, bila jaringan itu dibangun sampai Bendung Sidorejo dipastikan menghabiskan dana Rp 75 miliar-Rp 100 miliar. Padahal, untuk mendapatkan anggaran besar tersebut tidak mudah. Selain perlu lobi-lobi politik dengan panitia anggaran DPR, juga perlu pendekatan yang baik dengan eksekutif di tingkat kementerian. Tanpa hal itu, kecil kemungkinannya dana besar tersebut bisa didapatkan. ''Kalau membangun embung itu dananya relatif kecil. Yang besar hanya mengganti rugi tanah banda desa, yang terkena proyek embung di sekitar saluran irigasi Sidorejo,'' ujarnya. Dia mengaku sudah menyurvai calon lokasi embung tersebut. Secara teknis, menyangkut pemasokan air dari Kedungombo dinilai tak masalah, karena tanah tersebut berdekatan dengan saluran irigasi Sidorejo. Luas embung itu direncanakan mencapai sekitar 0,5 hektare-1 hektare, dengan kedalaman 5-10 meter. Bila memungkinkan, embung tersebut juga dimanfaatkan untuk tempat pengendapan air baku saat musim hujan, sehingga air yang diolah di Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Sambak Danyang tidak keruh. Kepala Balai PSDA Kudus, Agus Purwadi, minta pemborong yang mengerjakan perbaikan saluran irigasi di jaringan Kedungombo, baik di saluran Sidorejo, Sedadi, Klambu Kanan, dan Klambu Kiri, supaya menyelesaikan pekerjaan itu tepat waktu, sehingga penutupan Kedungombo untuk pertanian dan lainnya bisa berlangsung tepat 30 hari. (A23-16h) Post Date : 04 Agustus 2006 |