Atasi Banjir Sekaligus Konservasi Air Hujan

Sumber:Kompas - 26 Desember 2011
Kategori:Drainase
Air tanah Jakarta dalam beberapa tahun ke depan akan di ambang kritis jika upaya konservasi tidak segera dilakukan. Air hujan yang berjumlah jutaan meter kubik setiap musim hujan saat ini dilihat hanya sebagai ancaman dan nyaris terabaikan fungsinya sebagai sumber konservasi air tanah.
 
Perhatian saat ini tertuju pada cara membuang genangan air ke laut secepatnya tanpa mempertimbangkan solusi efektif yang bisa saling menunjang antara mengatasi kelebihan pasokan air permukaan dan kekurangan pasokan air tanah.
 
Hujan berkepanjangan di daerah penyangga sering menye- babkan banjir kiriman di Ibu Kota. Kondisi makin parah jika terjadi bersamaan dengan hujan lokal. Pembangunan jalan, gedung, dan lainnya berkontribusi pada banjir karena menyebabkan bidang serapan air hujan terus berkurang.
 
Kedua faktor itu, ditambah berkurangnya kemampuan jaringan drainase untuk menampung dan mengatur aliran air permukaan, menyebabkan wilayah genangan di Ibu Kota menjadi semakin luas dan tersebar.
 
Apabila di satu sisi Jakarta kelebihan pasokan air permukaan, di sisi lain kebutuhan air bersih di Jakarta terus meningkat seiring pertambahan penduduk dan pertumbuhan industri. Karena kebutuhan itu belum bisa dipenuhi oleh pasokan air baku dari daerah penyangga sebagai bahan pengolahan air bersih, yang terjadi adalah penyedotan air tanah terus meningkat.
 
Penyedotan air terus-menerus tanpa ada upaya konservasi air tanah akan berpengaruh secara langsung terhadap stabilitas tanah pendukung yang tidak mungkin direkondisikan lagi. Ancaman terhadap stabilitas serta penurunan fondasi infrastruktur dan intrusi air laut akan berlanjut dan merambah pada kedalaman kontur elevasi tertentu.
 
Solusi jangka pendek
 
Dalam jangka pendek, yang bisa dilakukan adalah meredam- meresapkan dan mengalirkan air permukaan. Meredam berarti menyimpan air permukaan di suatu tempat untuk sementara sambil meresapkan, lalu mengalirkan pada saat saluran pembuangan sudah dapat mengalirkan.
 
Pengaturan ini dimungkinkan jika pada tempat tertentu dibangun kolam penampung yang dilengkapi bak kontrol pengendali. Bak kontrol ini dapat mengalirkan air ke saluran buangan atau menarik sementara ke kolam peredam, berdasarkan pada kepekaannya dalam mendeteksi perbedaan ketinggian di kedua elevasi air permukaan.
 
Solusi ini bisa diterapkan dengan mengoptimalisasi jaringan drainase perkotaan yang tersedia, dengan cara melengkapi dengan kolam peredam-peresap beserta bak kontrol pengendali.
 
Dalam kondisi normal, sistem drainase baru ini akan tetap berjalan seperti sistem drainase konvensional, dalam kondisi banjir bisa mencegah terjadinya genangan air permukaan.
 
Pada saat terjadi banjir kiriman dari daerah penyangga, permukaan saluran air buangan kota meningkat sehingga buangan air drainase saluran utama terhambat dan menyebabkan permukaan air meninggi. Permukaan air drainase pada bak kontrol pengendali blok kapling turut meningkat, secara otomatis akan menyalurkan air buangan ke saluran blok kapling.
 
Tabung peredam-peresap akan menarik luapan air saluran blok kapling ke kolam peredam kapling melalui bak kontrol pengendali kapling. Debit air buangan yang berasal dari wilayah depresi dapat tersalurkan dengan baik sehingga genangan air permukaan dapat dicegah.
 
Pada saat aliran air saluran drainase utama menyurut, bak kontrol pengendali blok kapling akan mengalirkan kembali air buangan blok kapling ke saluran drainase utama. Pada waktu yang bersamaan, bak kontrol pengendali kapling akan melepaskan kembali tampungan sementara air peredam genangan ke saluran buangan blok kapling.
 
Penempatan kolam
 
Instalasi kolam penampung- peresap-peredam dapat ditempatkan di wilayah genangan banjir dan pada wilayah hilirnya di daerah aliran saluran utama pembuangan air permukaan. Kolam peredam-peresap untuk daerah hunian padat penduduk dapat diposisikan pada bagian lapangan terbuka dan ditempatkan di bawah muka tanah.
 
Pembuangan air permukaan diarahkan ke saluran utama melalui jaringan drainase yang tersedia. Bak kontrol pengendali akan mengatur peredaman-peresapan dari aliran air permukaan itu. Kumpulan peredam kapling membentuk sistem peredaman blok kapling yang mengalirkan air drainase ke saluran pembuangan utama melalui bak kontrol pengendali blok kapling.
 
Untuk daerah komersial, kolam peredam-peresap air permukaan yang dilengkapi dengan bak kontrol pengendali ditempatkan di bawah lahan parkir/halaman kapling bangunan. Air hujan yang jatuh di atap bangunan selama ini dibuang dan dialirkan ke saluran drainase kota. Untuk tujuan konservasi air tanah, terutama pada wilayah dengan kedalaman lapisan aquafer dangkal hingga menengah, gedung berlantai banyak dapat dilengkapi dengan tambahan instalasi injeksi air hujan. Air atap langsung dialirkan dan disuntikkan ke dalam lapisan aquafer menengah-dangkal di bawah pengaruh tekanan gravitasi.
 
Tidak seperti pembangunan prasarana penanganan banjir seperti normalisasi dan pengerukan sungai, situ, dan drainase kota, pemasangan pipa atau tabung peredam-peresap dapat dikerjakan secara parsial sehingga gangguan pada kegiatan arus lalu lintas di areal perparkiran kendaraan minim. Pembangunan sistem kolam peredam-peresap bisa dipersingkat dengan menggunakan tabung pipa beton atau baja gelombang diameter besar. Kapasitasnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan dalam mengantisipasi genangan banjir di wilayah bersangkutan.
 
Bisanto Kadarisman Tim Invensi Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia


Post Date : 26 Desember 2011