Atasi Banjir, Kota Butuh Rp 4 M

Sumber:Indo Pos - 04 April 2007
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
MADIUN - Banjir di kawasan timur Kota Madiun memang harus segera dicarikan solusi permanen. Namun, butuh dana yang tidak sedikit guna mengatasi banjir di empat kelurahan yang masuk wilayah Kecamatan Kartoharjo itu.

Setidaknya, untuk pemulihan Kali Sono dan Piring, dibutuhkan dana hingga Rp 4 miliar. Dana itu, di antaranya untuk peninggian tanggul, plengsengan hingga pengerukan. "Untuk mengatasi banjir di Kota, kita perlu sinkronisasi program. Dan ternyata, BPSDA sebenarnya sudah mengajukan dana ke pemerintah pusat sebesar Rp 4 miliar, untuk pemulihan kali Sono dan Piring. Misalnya, idealnya dalamnya, lebar dan panjangnya berapa, secara teknis sudah disiapkan," papar Trubus Rekso Dirdjo, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Madiun usai rapat koordinasi penaggulangan banjir di Kota Madiun, kemarin.

Ditambahkan, berdasarkan data teknis yang ada, jika banjir terjadi, Kali Sono kelebihan debit air hingga tingginya satu meter. Dan, Kali Piring kelebihan volumenya atau tingginya air, hingga 1,53 meter. "Sehingga, setidaknya diperlukan peninggian hingga 1,5 meter lah plengsengannya. Kalau hujan kelebihan volume," tambah Trubus.

Di sisi lain, secara topografi, Kota Madiun berada di wilayah cekungan. Atau, hanya 64 meter di atas permukaan laut. Dan, kata Trubus, wilayah kota yang paling rawan banjir, adalah kawasan timur yang berbatasan dengan daerah Kabupaten Madiun. "Pengedukan, meninggikan tanggul, mengurangi kemungkinan banjir," terangnya.

Sebenarnya, kata Trubus, sejak tahun 2002 BPSDA Madiun sudah mengajukan dana ke pusat mengantisipasi banjir di kota. Tetapi, hingga lima tahun ini, belum terealisasi dan kembali diajukan 2007. "Banjirnya, yang besar juga lima tahunan, tahun ini seperti tahun 2002 lalu," katanya.

Rapat koordinasi, juga melibatkan PT Kereta Api. Trubus menjelaskan, program kedepan PT KA akan membuat double track atau jalur ganda jurusan Surabaya. "Pada saat bersamaan, kita berharap dilakukannya pengembalian daerah resapan," tuturnya.

Apa langkah tercepat yang akan dilakukan pemkot? Program jangka pendek, kata Trubus, melakukan normalisasi saluran di beberapa kelurahan yang rawan banjir. "Ada alternatif juga menyudet kali dan diarahkan ke Kali Madiun. Jangka pendek, kita normalisasi saluran. Tetapi, agar semua langkah tidak mubadzir, maka kita akan melakukan feasibility study atau studi kelayakan. Mungkin akan bekerja sama dengan Unibraw Malang atau ITS Surabaya," paparnya.

Ini, lanjutnya, untuk mempertimbangkan berbagai aspek seperti social, kultur ekonomi dan sebagainya atas beberapa alternatif langkah penanggulangan banjir tersebut. (irw)



Post Date : 04 April 2007