Aset Fiktif PDAM Rp 2,17 M Dihapus

Sumber:Indo Pos - 13 Juli 2005
Kategori:Air Minum
KEDIRI- Aset fiktif senilai Rp 2,17 miliar milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kediri segera dihapus. Ini dimaksudkan untuk menyehatkan perusahaan milik daerah tersebut. Salah satunya agar tidak terbebani lagi oleh biaya penyusutan yang cukup besar.

Kepastian ini diungkapkan oleh Direktur PDAM Bintang Nurkholis, kemarin, setelah permohonannya disetujui oleh Wali Kota A. Maschut. "Pada prinsipnya, wali kota sudah setuju," ujarnya kepada Radar Kediri.

Menurut Bintang, yang dimaksud aset fiktif itu adalah aset yang hanya ada di catatan. Sementara, wujud fisiknya tidak diketahui atau tidak dapat digunakan. Rinciannya adalah pompa air senilai Rp 1,03 miliar, inventaris kantor sebesar Rp 107 juta, dan peralatan pressure filter sebesar Rp 1,025 miliar.

Lebih jauh diungkapkan Bintang, terbongkarnya inventaris fiktif itu berawal dari identifikasi yang dilakukan oleh Satuan Pengendali Intern (SPI), staf direksi, dan akuntan publik, sekitar tiga bulan lalu. Diketahui, berdasarkan data aktiva (harta), PDAM memiliki 25 unit pompa yang tercatat sejak 1982 hingga 2003 dengan nilai total Rp 1,6 miliar.

Namun, saat dilakukan identifikasi, hanya ditemui 10 unit pompa yang terpasang dengan nilai Rp 592 juta. "Lainnya hanya ditemukan pompa cadangan dan dua pompa rusak. Nilainya Rp 1,03 miliar," ungkapnya.

Sementara, inventaris kantor yang termasuk fiktif tercatat sejak 1986-2004. Nilainya sebesar Rp 107 juta. Yaitu, instalasi sumber air sebesar Rp 27,45 juta, bangunan-bangunan senilai Rp 7,79 juta, alat perlengkapan senilai Rp 5,9 juta, kendaraan angkutan senilai Rp 2,66 juta, serta inventaris perabot kantor Rp 63,5 juta. Sebagian besar barang-barang itu setelah dicek tidak ada wujudnya.

Bintang memprediksi, selisih antara data dan fakta di lapangan ini antara lain disebabkan kelalaian bagian pembukuan. Yakni, tidak mencatat setiap penggantian aktiva yang rusak, tidak membukukan kehilangan (kecurian), atau mencatatnya tetapi wujud fisiknya tidak ada. "Bisa saja disebabkan SDM pembukuan yang tidak layak. Atau mungkin barang-barang itu ketlisut (terselip)," ujarnya dengan nada bercanda.

Selain barang-barang tersebut, Bintang mengaku masih mendata beberapa aset lainnya. Di antaranya berupa jaringan pipa yang terpendam dalam tanah. Sebab, berdasarkan data, PDAM memiliki jaringan pipa sepanjang 301 kilo meter. "Ya kalau kalau benar-benar 301 kilo meter. Kalau ternyata lebih pendek, bagaimana?," tanyanya.

Adapun pressure filter senilai Rp 1,025 miliar akan diputihkan karena dinilai tidak efektif dan biaya operasionalnya besar. Dibutuhkan Rp 300 juta lagi untuk menambah daya. Dijelaskan Bintang, peralatan ini sebenarnya ditujukan untuk menyaring air yang mengandung Fe (besi).

Padahal, oleh Balai Teknik Kesehatan Lingkungan milik Departemen Kesehatan (Depkes) RI, kualitas air baku PDAM Kota Kediri dinyatakan bebas kandungan besi. Ini didasarkan pengujian pada 29 Desember 2004. "Karena itu, sebenarnya, proses filterisasi tidak diperlukan," terang Bintang.

Lantas, akan diapakan? Mantan direktur keuangan PT Samaco Malang ini menyebut akan dialihkan untuk kepentingan lain. Di antaranya untuk produksi air mineral.

Secara terpisah, Wali Kota A. Maschut membenarkan telah menyetujui rencana penghapusan sejumlah aset PDAM. "Kalau memang barangnya tidak ada, harus bagaimana lagi. Daripada nanti merugikan PDAM sendiri," ungkapnya setelah melantik 92 pejabat dalam mutasi kemarin.

Maschut meminta agar barang yang tidak bisa dimanfaatkan segera dialihfungsikan. Dia juga berharap agar ada akuntan publik yang diajak bekerjasama untuk melakukan pembukuan. (dea)

Post Date : 13 Juli 2005