Antrean Warga Mulai Ada di Beberapa Tempat

Sumber:Kompas - 13 Juli 2007
Kategori:Air Minum
SEMARANG, KOMPAS - Krisis air mulai terjadi di beberapa tempat seperti Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Magelang, Kabupaten Rembang, dan Kota Semarang. Warga mulai kesulitan mendapatkan air bersih dan mulai mengantre. Di samping itu beberapa areal sawah tidak lagi terairi sehingga terancam puso atau tidak bisa dipanen.

Warga Desa Panarusan Wetan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Purbalingga, sudah setengah bulan belakangan ini kesulitan memperoleh air bersih. Sebanyak dua sungai tadah hujan yang menjadi sumber air mereka semakin mengering. Sumur warga juga kian menyusut airnya hingga separuh dari kedalaman sumur.

Gito (20), warga setempat, Kamis (12/7), menyebutkan, kedua sungai yang menjadi sumber air warga itu adalah Sungai Gumelem dan Tempayan. Biasanya, di kala musim hujan, kedua sungai itu penuh terisi air. "Warga Desa Panarusan sangat bergantung pada air yang ada di kedua sungai ini," jelasnya.

Namun karena tak ada lagi hujan selama beberapa minggu belakangan ini, lanjutnya, kedua sungai mengering. Warga pun harus bergiliran untuk mengambil air di sungai itu hingga 24 jam lamanya. "Kalau mau ambil air harus giliran, menunggu satu hari penuh, sampai 24 jam," ucapnya.

Bahkan, sumur-sumur yang dimiliki warga kini volume airnya kian menyusut. Mukheri, warga lainnya, mengatakan, sudah hampir separuh volume air di sumurnya menyusut.

Begitu juga untuk pasokan air irigasi, menurut Subhan (40), kini petani mengalami kesulitan pasokan air bagi pertanian. Air irigasi yang dipasok dari Bendungan Gajah Nguling di Desa Kebanaran, Kecamatan Mandiraja, tak lagi mengalir penuh ke saluran irigasi di Desa Panarusan Wetan sehingga saluran irigasi mengering. Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Banjarnegara Dwi Atmaji membenarkan kekeringan di Kecamatan Susukan semakin meluas. Setidaknya 24 hektar lahan sawah di kecamatan itu tak teraliri air irigasi.

Di Kabupaten Magelang, memasuki musim kemarau, warga di Kecamatan Borobudur mulai mengalami krisis air bersih. Jika semula cukup mengandalkan sumur masing-masing, sekarang masyarakat mulai mengambil air dari mata air terdekat.

"Kalau melihat kondisi sekarang, antrean panjang di sumber air mungkin akan terjadi dalam dua bulan mendatang," kata salah seorang warga Desa Ngadiharjo, Sugiyo Aryanto.

Sementara tiga kecamatan di Kota Semarang, yaitu Kecamatan Tugu, Gunungpati, dan Tembalang, mendapat prioritas penanganan kekeringan. Hal ini disebabkan sudah banyak laporan dari kelurahan maupun warga di tempat itu terkait dengan menurunnya debit air bersih dan sawah- sawah yang puso.

Di Kabupaten Rembang droping air bersih mendesak dilakukan karena beberapa tempat mulai kering. (EGI/MDN/HEN/SUP)



Post Date : 13 Juli 2007