|
BOROBUDUR- Bajaj akan dioperasikan di Muntilan. Sopir angkutan pedesaan tak perlu unjuk rasa. Sebab, kendaraan empat taks produk India itu bukan untuk mengangkut penumpang, melainkan untuk mengangkut sampah dari jalan atau kampung-kampung untuk dibuang ke tempat pembuangan sementara (TPS). Bagian belakang bajaj dimodifikasi menjadi semacam bak untuk menampung sampah yang disapu petugas di jalan. Volumenya bisa mencapai 500 kg. Kendaraan roda tiga itu cukup ramping sehingga bisa keluar-masuk gang yang relatif sempit. Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang Bambang Yusuf Sudibyo BA mengemukakan, pengoperasian bajaj tersebut dalam rangka efisiensi waktu dan tenaga. "Sebab, selama ini dengan mengandalkan gerobak dorong, dari sisi waktu, tenaga, dan pelayanan sangat minim," katanya, kemarin. Seorang petugas kebersihan dalam satu hari kerja maksimal hanya bisa menjangkau area sepanjang 400 meter. Dengan bajaj, jangkauan mereka bisa lebih luas sehingga volume pengangkutan juga akan lebih banyak. Kendaraan yang dioperasikan untuk mengangkut sampah tersebut pada tahap pertama lima unit. Dari jumlah itu, untuk melayani Muntilan dua unit, selebihnya untuk Kota Mungkid, Borobudur, dan Salaman. Setelah diadakan evaluasi terhadap efisiensi, bukan hal yang tak mungkin, pengoperasian kendaraan bermesin 1 silinder 175 cc itu dikembangkan untuk kota-kota kecamatan lain. Gerobak dorong yang selama ini digunakan untuk mengangkut sampah akan diperbantukan kepada paguyuban-paguyuban kebersihan di berbagai wilayah. Perlu TPA Baru Selanjutnya sampah akan dibuang ke Klegen dan Pasuruhan sebagai tempat pembuangan akhir (TPA). Luas TPA itu kurang dari dua hektare. Jika tak ada upaya pengelolaan sampah mandiri dan produktif di tingkat masyarakat, dikhawatirkan dalam lima tahun ke depan TPA akan penuh dan memerlukan TPA baru. Untuk itu, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang dengan difasilitasi Tim Penggerak PKK dan Bappeda Jateng akan mengembangkan pengelolaan sampah mandiri berbasis rumah tangga dengan proyek percontohan di Dusun Janan, Desa Borobudur, yang merupakan penyangga kawasan wisata Candi Borobudur. Inti pengelolaan sampah itu, pemisahan sampah dilakukan sesuai dengan jenisnya. Yaitu, sampah kertas, plastik, dan logam/kaca serta sampah organik yang akan dikelola oleh dasa wisma atau10 keluarga. (pr-39n) Post Date : 29 Agustus 2006 |