|
Tangerang, Kompas - Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Senin (16/7), menemukan aneka minuman yang diduga mengandung kuman penyebab wabah muntaber. Produk industri rumahan itu dikemas rapi memakai bungkus bekas bermacam produk makanan dan minuman. Tim itu dipimpin Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Yuliah Iskandar. Tim memeriksa produk es Pop Ice milik Lisa di Desa Lebak Wangi RT 07 RW 07, Kecamatan Sepatan Timur. Menurut Lisa, es buatannya terbuat dari bubuk Pop Ice dicampur gula, air, dan pewarna, dimasak hingga mendidih sebelum dijual. "Kami baru jualan sebulan ini. Es dititipkan di warung dengan harga Rp 500 per buah," ujarnya. Tim itu menemukan ratusan bungkus bekas aneka minuman untuk membungkus es buatan suami istri itu. Tak jauh dari rumah Lisa, tim membeli contoh es bantal yang dijual Soleh secara berkeliling itu. "Ada orang yang mengantar es ke rumah. Saya tak tahu di mana pabriknya," kata Soleh tentang es jualannya itu. Sebelumnya, polisi menghentikan produksi pabrik orson secara rumahan di Sepatan. Orson itu diduga dibuat dari air mentah. Sementara korban muntaber hingga Senin malam masih berdatangan, terutama ke Puskesmas Sepatan. Sejak wabah muncul Kamis sore pekan lalu, penderita bertambah menjadi 631 orang. Sebanyak 125 pasien di antaranya masih dirawat di puskesmas di Sepatan, Pakuhaji, dan Kedaung Barat. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Hani Herianto memerintahkan agar dilakukan kaporisasi (penaburan kaporit) ulang ke semua sumber air warga di daerah itu. "Sejak Jumat lalu kami sudah melakukannya," katanya. Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kerta Raharja Tangerang Utar Sutarya menyatakan sudah mengirim air bersih ke wilayah wabah. "Jaringan kami belum bisa sampai ke sana sehingga kami hanya bisa mengirim air bersih lewat truk tangki," katanya. (TRI) Post Date : 17 Juli 2007 |