KETIDAKBECUSAN operator air bersih membuat PT Pembangunan Jaya Ancol (PJA) mendirikan perusahaan air sendiri dengan menyuling air laut menjadi air tawar. Kegiatan itu akan mengurangi pemasokan air dari PT Aetra Air Jakarta (Aetra).
Badan Usaha Milik Daerah Pemprov DKI itu membangun Instalasi Pengolahan Air Reserve Osmosis (IPA RO) atau instalasi penyulingan air laut secara bertahap.
Tahap I memproduksi sebanyak 5.000 m3 selesai akhir 2010, tahap II 5.000 m3 direncanakan selesai 2011, dan berikutnya tahap III juga 5.000 m3. Karena total kebutuhan Ancol hanya 12.000 m3, operator air khawatir PT AJA juga menyuplai air bersih ke perumahan sekitarnya. Gubernur DKI Fauzi Bowo mendukung apa yang dilakukan PT PJA. Foke, sapaan akrab Fauzi Bowo, memberikan izin atas dasar perhitungan kecepatan pemenuhan distribusi air pipa dari Aetra dan Palyja.
Hingga kini kedua operator mitra PDAM Jaya tersebut belum bisa mengejar kebutuhan pasokan air bersih bagi para pelanggan key account.
Selama Aetra dan Palyja belum sanggup memenuhi kebutuhan pasokan, menurutnya, wajar jika PT PJA mencari alternatif memenuhi kebutuhannya.
`'Anda setuju tidak kalau Aetra dan Palyja tidak sanggup memenuhi kebutuhan air bersih, kita cari alternatif lain? Setuju kan?'' ujar Foke akhir pekan lalu.
Anggota Bidang Teknik Badan Regulator PAM DKI Firdaus Ali mengatakan sebelum ada surat izin gubernur, pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan PT PJA, PAM Jaya, dan PT Aetra.
Ada tiga rekomendasi ditelurkan, yakni air yang dihasilkan IPA RO hanya untuk menambah kekurangan air Ancol sebesar 4.000 m3 per hari dan tidak boleh mengurangi volume air dari Aetra. Kedua, jika Aetra mampu memenuhi kebutuhan air Ancol sebesar 19 ribu meter kubik per hari, IPA RO akan menjadi milik Pemprov DKI. Ketiga, sebanyak 10%-15% air bersih IPA RO harus diberikan kepada warga miskin dengan harga murah. (Ssr/J-1)
Post Date : 28 Juni 2010
|