KUDUS-Ancaman krisis air di Kota Keretek perlu diwaspadai mulai saat ini. Hal itu terkait masih ditemuinya sejumlah indikator yang berpotensi memengaruhi sejumlah sumber air yang ada. Ketua Komunitas Sahabat Air, Muhtarom, mengemukakan hal itu kemarin.
Ditambahkan, secara umum kondisi sumber air yang ada masih cukup baik. Namun bila sejumlah indikator itu tidak diantisipasi saat ini, dikhawatirkan krisis air bersih akan benar-benar dirasakan.
Ditambahkan, ada beberapa indikator yang menyebabkan terjadinya krisis air. Pertama, hingga saat ini kelompoknya mengindikasikan masih terjadinya penebangan pohon tanpa disertai penghijauan secara optimal. ”Padahal keberadaan kawasan yang terdapat vegetasi di dalamnya dapat difungsikan sebagai daerah tangkapan air,” ungkapnya.
Kedua, krisis air dapat terjadi bila masyarakat masih boros dalam memanfaatkannya. Untuk itu, dia mengajak semua pihak dapat menghemat penggunaan air. Pasalnya, tidak semua kawasan mempunyai sumber air mencukupi.
Ketiga, sampai saat ini pihaknya melihat masih banyak warga yang menunjukkan perilaku tidak sesuai kaidah lingkungan. Hal itu dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, maupun berskala besar, seperti perusahaan.
”Sekali lagi, penggunaan sarana yang ada khususnya air harus dapat disesuaikan dengan kebutuhan,” ujarnya. Terakhir, penegakan aturan terhadap pelanggaran seperti itu dinilai masih lemah.
Bila semua faktor itu diabaikan, tidak menutup kemungkinan krisis air bersih benar-benar menjadi kenyataan. ”Butuh kepedulian semua pihak untuk mengantisipasi semua itu,” jelasnya. Kepala Dusun Semlira, Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog, Mugiyanto menyatakan masyarakat di sekitar desanya selalu menjaga mata air Bunton. (H8-32)
Post Date : 19 Juli 2010
|