Amdal Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Dikaji

Sumber:Koran Tempo - 25 September 2007
Kategori:Sampah Luar Jakarta
BANDUNG -- Sejumlah ahli dari Institut Teknologi Bandung mulai melakukan studi analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) terhadap pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTS) di Kecamatan Rancasari, Kota Bandung. "Studi sudah mulai kami lakukan," ujar ahli dari Pusat Studi Lingkungan ITB, Mohamad Taufiq, kepada Tempo kemarin.

Menurut Taufiq, tim yang terdiri atas berbagai ahli, antara lain lingkungan, biologi, kimia, dan sosial, ini ditargetkan bekerja selama dua bulan. "Mudah-mudahan akhir tahun ini sudah selesai," katanya.

Taufiq menambahkan tim mulai bekerja setelah mendapat masukan dan kritik dari warga di sekitar lokasi pembangunan PLTS itu.

Tim amdal dan pengembang PLTS sudah bertemu dengan ratusan warga Cempaka Arum, Kota Bandung, 15 September lalu. Dalam pertemuan itu, sekitar 200 orang melakukan aksi walkout sebagai bentuk penolakan terhadap rencana pembangunan PLTS.

Menurut Koordinator Umum Aliansi Rakyat Tolak PLTS di Permukiman Muhammad Tabroni, warga menolak pembangunan PLTS itu karena dinilai akan mencemari lingkungan di sekitarnya. "Tidak ada kompromi. Sampai titik darah penghabisan kami tetap menolak rencana pembangunan PLTS ini," katanya.

Tabroni mengatakan warga yang bergabung dalam aliansi ini berasal dari dua kelurahan, yakni Kelurahan Rancanumpang dan Cimincrang. Jika digabung dengan warga Kabupaten Bandung yang juga menolak PLTS ini, kata dia, jumlahnya bisa mencapai 15 ribu keluarga.

Menurut Ketua Tim Studi Kelayakan PLTS Ari Darmawan Pasek, keberadaan PLTS di negara lain umumnya berada di dekat permukiman. "Contohnya PLTS Taichang di Cina, jarak dengan rumah penduduk hanya 100 meter," kata Ari.

Karena itu, Ari meminta warga tidak perlu khawatir dengan pencemaran karena ada teknologi yang akan mengatasinya.

Rencananya, kata dia, PLTS ini akan dibangun di lahan seluas 60 hektare dengan luas bangunan hampir mencapai 27 hektare. "Kapasitasnya bisa mencapai 500 ton per hari," ujar ahli dari Pusat Rekayasa Industri ITB itu. RANA AKBARI FITRIAWAN



Post Date : 25 September 2007