PACITAN, KOMPAS - Sebagian warga Singkil dan Pandan, Desa Cemeng, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, harus mengais air bersih dari bocoran pipa air untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari. Hal ini mereka lakukan karena jarak rumah mereka jauh dari sumber air.
Pantauan Kompas, Kamis (9/7), sedikitnya lima warga menaruh sepuluh ember milik mereka dekat pipa air yang bocor di pinggir Jalan Raya Pacitan-Solo di Singkil, Cemeng, Pacitan.
Salah satu warga, Sumiyem, mengatakan, membutuhkan waktu satu jam sampai dua jam untuk memenuhi dua ember dengan air yang keluar dari pipa yang bocor. Hal itu dilakukannya setiap dua hari sekali. Hal senada dikatakan Wardi, warga lainnya.
Walaupun harus menunggu lama untuk memenuhi ember dengan air bersih, mereka tetap melakukannya. Sebab, sumber air bersih yang terletak di Dusun Krajan, Cemeng, jaraknya sekitar dua kilometer dan harus membayar Rp 300 untuk setiap ember yang diisi air.
Jarak yang jauh juga harus ditempuh warga dua dusun ini untuk mencuci pakaian dan mandi. Warga biasa mencuci pakaian dan mandi di Telaga Jati yang jaraknya sekitar satu kilometer dari tempat tinggal mereka.
"Air di telaga tidak bisa dipakai untuk masak atau minum, makanya kalau mengambil air bersih warga harus ke sumber air di Krajan. Namun, karena untuk ke sana menghabiskan tenaga banyak, sebagian warga memilih mengambil air bersih dari pipa yang bocor," kata Wardi.
Selain warga Dusun Singkil dan Pandan, warga Dusun Krajan yang lokasi rumahnya dekat dengan sumber air juga mengeluh. Air dari sumber air tidak disalurkan ke rumah mereka sehingga warga harus berjalan untuk mengambil air. Tidak hanya orangtua, anak-anak pun ikut mengambil air di sumber air seperti yang terlihat kemarin pagi. (APA)
Post Date : 10 Juli 2009
|