|
SEMARANG- Aliran air kepada 20% pelanggan PDAM di Kota Semarang belum bisa sepenuhnya lancar. Namun perusahaan daerah (perusda) itu berusaha memperbaiki pelayanan, antara lain dengan membangun instalasi pengolahan air baru. Humas PDAM Kota Semarang Lilik Indarto, Kamis (27/4) mengatakan, saat ini PDAM memiliki sekitar 136.000 pelanggan. Dari jumlah itu, 20%-nya masih belum mendapatkan pelayanan secara optimal. ''Mereka biasanya berada di daerah-daerah atas, seperti Banyumanik. Pelanggan yang berada di kawasan itu mendapatkan aliran air setiap dua hari sekali secara bergiliran,'' paparnya. Penyebab pelayanan yang belum bisa optimal tersebut, kata dia, antara lain wilayah itu merupakan perbukitan. Dengan begitu, air tidak bisa mengalir secara alami. Untuk memasok di wilayah tersebut, pihaknya harus menggunakan pompa-pompa tambahan. Selain persoalan itu, pihaknya juga masih menghadapi kendala berkurangnya produksi beberapa mata air. Dia menduga hal itu akibat penurunan kualitas lingkungan di daerah-daerah tangkapan air. Selain itu, tutur dia, ada beberapa mata air yang instalasi pengolahannya berusia cukup tua dan merupakan peninggalan zaman penjajahan Belanda. Beberapa instalasi pengolahan air (IPA) tersebut adalah Kalidoh Besar yang dibangun pada 1923. Awalnya IPA tersebut bisa memproduksi 49 liter/detik. Namun pada Desember 2005 menjadi 28,79 liter/detik. Hal serupa terjadi pada IPA Ancar yang dibangun tahun 1932. Semula produksi IPA mencapai 17 liter/detik, tetapi akhir 2005 turun hingga 15,58 liter/detik. ''Dari 11 mata air, lima di antaranya dilengkapi IPA yang dibangun pada zaman Belanda,'' ujarnya. Dia mengatakan, untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, PDAM bersama pihak ketiga akan membangun IPA baru di hulu Kali Garang, dekat Jalan Pramuka. Kapasitaas IPA tersebut 100-120 liter/detik. Rencananya, IPA dibangun pada triwulan keempat tahun 2006. Dia berharap jika fasilitas itu terbangun, pelayanan pada pelanggan di Semarang bagian selatan akan lebih baik. ''Selain membangun water treatment (pengolah air-Red), kami juga memperbaiki saluran transmisi dan distribusi,'' tambah Lilik. Lapor Polisi Sementara itu, PDAM akan melapor ke polisi tentang dugaan pencurian air oleh pelanggan. Perusahaan tersebut juga menindak tegas dengan cara memutus aliran. Penegasan itu disampaikan Kepala Cabang PDAM Semarang Barat, Kartini ST, Kamis (27/4). Pihaknya menerima laporan adanya pemanfaatan air PDAM secara ilegal di Jalan Jenderal Sudirman. Setelah ditelusuri, ternyata ada dugaan pencurian air di sebuah bangunan Jalan Jenderal Sudirman 173. Air tersebut digunakan untuk MCK umum, salon, dan biro travel. ''Padahal aliran air itu sudah kami putus pada 1987, karena sejak 1981 pelanggan tidak membayar rekening,'' kata dia. Pihaknya menerima informasi bahwa aliran air yang telah diputus tersebut kemudian disambung lagi pada 2000. Akibat penggunaan air secara tidak resmi itu, PDAM menderita kerugian sekitar Rp 220 juta. Pihaknya terlebih dahulu akan meminta pihak yang menggunakan air secara ilegal tersebut untuk membayar kerugian. Penyelesaian persoalan itu akan dilakukan Jumat (28/4) di kantor PDAM. ''Jika tidak segera dilakukan penyelesaian, kasusnya akan kami teruskan ke polisi. Untuk sementara, kami terlebih dahulu memutus aliran air,'' kata dia. Pemutusan aliran tersebut dilakukan dengan cara menggali jalan di sebelah timur Pasar Karangayu. Pipa yang ada di bawah tanah itu diputuskan alirannya dan lubang tersebut kemudian ditutup lagi. Sementara itu ketika didatangi tim penertiban, Rahayu, karyawan di perusahaan travel meminta aliran air tidak diputus. Kepada tim, dia menyatakan Jumat ini pemilik usaha akan melakukan pertemuan dengan PDAM. ''Kami meminta tindakan tersebut ditunda dahulu, sampai pertemuan bisa dilaksanakan,'' pintanya. (G6-62s) Post Date : 28 April 2006 |