Aliran Air PAM Belum Merata

Sumber:Kompas - 10 Mei 2010
Kategori:Air Minum

Jakarta, Kompas - Ketersediaan air dari PAM belum merata di wilayah DKI Jakarta. Hingga Minggu (9/5), masih ada warga yang belum mendapat pasokan air PAM. Sementara air yang sudah mengalir belum seluruhnya bisa digunakan karena masih bercampur lumpur dan berbau kaporit.

Itoh, warta RT 01 RW 09 Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kemayoran, Jakarta Pusat, mengatakan, aliran air PAM belum normal. ”Ada sebagian tetangga yang sudah mendapatkan pasokan air PAM. Tetapi, di rumah saya, air PAM belum mengalir,” ucap Itoh, Minggu siang.

Minggu pagi, air PAM sudah mengalir kecil. Namun, sekitar pukul 09.00, aliran air kembali mati. Jadi, Itoh mengaku tidak mendapatkan pasokan PAM hampir sepekan terakhir.

Sebelum mati, Itoh mengatakan, aliran air PAM mulai keruh sehingga tidak bisa digunakan. Dia dan keluarga terpaksa memakai air pompa untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Sementara di kawasan Marunda, Jakarta Utara, aliran air PAM juga masih mati. Warga pun masih memanfaatkan kubangan air hujan yang ada di saluran air yang belum berfungsi. Sebagian warga juga membeli air dari pedagang air keliling atau mengambil sendiri dengan gerobak ke kampung-kampung sekitar yang sudah mendapatkan pasokan air dari PAM.

Menurut Margie Tumbelaka, Corporate Communication Manager PT Aetra Air Jakarta, suplai air baku dari Perum Jasa Tirta II sudah meningkat. Namun, produksi air bersih Aetra belum bisa kembali normal.

Untuk mengurangi kesulitan air di sejumlah tempat, Aetra mengirimkan truk tangki ke beberapa tempat yang memerlukan. ”Besok (hari ini) akan kami paparkan semua kepada media mengenai persoalan yang terjadi,” kata Margie.

Sudah mengalir

Di Tanjung Priok, Jakarta Utara, air PAM juga sudah mulai mengalir lagi. Sayang, aliran air masih kecil dan warna air kuning. ”Air masih bau lumpur dan agak kotor,” kata Baskoro (45), warga Jalan Bahari Gang 2 RT 01 RW 06 Tanjung Priok.

Hal yang sama juga disampaikan Liyah (34), warga RW 05 Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara. ”Hari ini air sudah mengalir, tetapi tadi sempat mati juga. Sudah begitu harus disaring dulu agar kotorannya terpisah dari air,” kata Liyah.

Dengan kondisi air yang keruh itu, warga harus mengendapkan dulu baru dipakai. ”Untuk sementara, kami pakai untuk membilas pakaian dan cuci piring dulu,” kata Baskoro.

Di Pasar Senen, pasokan air PAM mulai pulih sejak Sabtu. Kalimun, penjual air bersih, mengatakan, aliran air sempat terhenti sekitar dua hari. Setelah pulih, aliran air PAM mulai deras dan jernih.

”Selama dua hari, air PAM mati, saya tidak berjualan,” ucap Kalimun yang menggunakan air PAM untuk mengisi jeriken air untuk dijual dengan harga Rp 2.500 per dua jeriken.

Pasokan air PAM juga mulai normal di Kelurahan Cempaka Putih Timur. Kartini, warga Kelurahan Cempaka Putih Timur, mengatakan, pasokan air dari PAM lancar sejak Sabtu malam.

Ujang, warga Cempaka Putih Timur, mengatakan, terputusnya aliran air PAM sebelumnya telah membuat sebagian warga membangun pompa air. ”Sebagian warga tak punya pompa air sehingga sulit mendapatkan air bersih ketika air dari PAM tidak mengalir,” ujarnya. (ARN/ART)



Post Date : 10 Mei 2010