Alat Pencacah Sampah tidak Berfungsi

Sumber:Pikiran Rakyat - 11 Januari 2011
Kategori:Sampah Luar Jakarta

PERMASALAHAN sampah di Kota Bekasi semakin pelik. Selain anggaran untuk operasional Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu terganggu, sejumlah alat pencacah sampah yang disediakan untuk mengurangi tumpukan sampah organik di setiap pasar dan sejumlah wilayah perumahan di Kota Bekasi tidak difungsikan.

Berdasarkan pemantauan "PR" di beberapa lokasi, Minggu (9/1), mesin penca-cah sampah yang sempat didistribusi-kan ke sejumlah kelurahan serta pasar tradisional di Kota Bekasi di-biarkan menganggur. Meskipun, ada juga pasar tradisional yang meng- operasikannya untuk mengurangi jumlah sampah organik, seperti di Pasar Bantargebang, Kota Bekasi. Sementara di pasar tradisio-nal lainnya, pengoperasian mesin hanya dilakukan se-kali waktu atau bahkan tidak lagi difungsikan.

Padahal, keberadaan mesin pengolah sampah itu sangat di-butuhkan, untuk menghemat armada pengangkutan sampah organik dari pasar ataupun perumahan ke pabrik pupuk kompos di area TPA Sumur Batu.

Menurut operator mesin pengolah sampah di Pasar Bantargebang, Rais, pengolahan sampah organik dengan mesin itu bisa membantu mengurangi tumpukan sampah di pasar.

Namun Rais mengakui, pengolahan sampah melalui mesin itu mempunyai banyak kendala teknis, misalnya tenaga operator mesin atau biaya pengoperasian mesin.

Sementara di Pasar Kranji, mesin hanya dioperasikan se-sekali waktu. Biaya operasional serta tenaga yang me-ngoperasikannya menjadi kendala utama. Hal yang sama juga terjadi di Pasar Pondokgede. Akibatnya, sampah organik hanya dibiarkan menumpuk di tengah pasar.

Di sejumlah kelurahan, mesin itu jarang sekali dioperasikan. Salah seorang pengurus RT di wilayah Jatimekar, Kota Bekasi, Supardi mengungkapkan, sejak didistribusikan lebih dari setahun yang lalu sampai saat ini mesin itu belum pernah dioperasikan.

Sementara di lingkungan Pemkot Bekasi pun, mesin pengolah sampah yang diletakkan di dekat pintu keluar sepeda motor pun jarang terlihat beroperasi. Kepala Subbagian Umum Pemerintah Kota Bekasi, Teddy Malik mengaku pengolahan sampah di lingkungan Pemkot Bekasi dilakukan tidak pasti. "Bisa seminggu dua kali atau tiga kali, tergantung sampahnya," katanya. (Kismi Dwi Astuti/"PR")



Post Date : 11 Januari 2011