|
Terkadang kita tidak menyadari perubahan di sekitar kita. Barangkali karena perubahan itu begitu halus mendekat, memanipulasi pikiran dan melenakan, lalu tiba-tiba kita telah kehilangan segalanya. Uang kemudian menjadi penting ketika manusia mengalihkan pemenuhan kebutuhannya dari alam kepada pasar. Uang dan pasar jugalah–didukung teknologi informasi dan transportasi–yang mempertemukan manusia di berbagai tempat dalam pengalaman yang sama. Konon, para pakar dan pemikir menamakan proses ini sebagai globalisasi. Globalisasi adalah suatu sistem budaya yang global, yang mendunia. Artinya, di belahan dunia manapun kita berada, pasti akan terkait dalam satu jaringan besar. Kita semua adalah bagian dari mata rantai, saling mempengaruhi. Tentu ada dua sisi yang didapat dari proses ini: positif dan negatif. Kebetulan Penguwar, Sipar, Qodir, Haposan, Fakri, dan Bu Sukenti termasuk yang tidak beruntung karena alam di sekitar mereka tak lagi ramah dan bersahabat. Buku ini menceritakan bagaimana tokoh-tokoh tersebut coba bertahan di tengah perubahan lingkungan tempat hidup mereka. Daftar isi: Sekapur Sirih Profil Tokoh Cerita Pengantar: Kita Alam dan Dunia yang Saling Terkait Sebungkus Jas Jus di Kelebatan Sebuah Hutan: Kasus Orang Rimba di hutan Makekal, Bukit Duabelas, jambi Penjaga Gunung Merapi Qodir, Anak Tambang dari Halimun Jangan Ada Haposan lagi Tempat Bermainku yang Hilang Epilog: Pusaka Generasi Sebelum dan Sesudah Kita Lampiran Pesan Tokoh Cerita Sekilas tentang WGB Profil Lembaga Penulis Post Date : 12 Februari 2008 |