|
SOLO- Kecewa atas sikap Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta, ratusan pedagang Pasar Legi mengadakan aksi cap telapak tangan. Mereka menyesalkan kelambanan Pemkot merespons keinginan pedagang, yakni membongkar tempat pembuangan sementara (TPS) sampah baru di taman parkir utara. Ratusan cap telapak tangan itu dibubuhkan dalam tiga buah papan tripleks ukuran besar dilengkapi nama dan kios masing-masing. Di sela-sela cap tersebut adat tulisan ''Bongkar TPS Bermasalah'', ''Pedagang Pasar Legi Menolak Pembangunan TPS di Taman Parkir'', dan ''Kebodohan Perilaku Pembangunan TPS adalah Cermin Arogansi''. ''Kami kecewa sikap Dinas Pengelola Pasar yang tidak segera merespons keinginan kami. Sejak awal kami menolak dan menuntut TPS dibongkar. Beberapa kali kami menyampaikan tuntutan itu, termasuk mendatangi Balai Kota. Tapi sampai sekarang tidak ada tindakan,'' kata H Noer Aqib, salah seorang pedagang Pasar Legi, kemarin. Jumat malam pekan lalu tiga papan itu dipasang di TPS. Namun oleh petugas pasar papan tersebut kemudian dipinggirkan. Meski suasana memanas, akhirnya pedagang menerima saat papan itu diamankan di halaman samping Masjid Nurul Falah di kompleks Pasar Legi. Noer menegaskan dukungan penolakan TPS itu kian bertambah. Dia mengklaim 90% pedagang mendukung TPS dibongkar. ''Kami akan menggelar aksi demo besar-besaran, karena selama ini aksi damai yang kami lakukan tidak digubris,'' ujarnya. Ganggu Usaha Bangunan berbentuk segitiga seluas 27 m2 itu dinilai sangat mengganggu lingkungan dan usaha pedagang di sekitar taman parkir utara. Sulis, salah seorang pedagang menambahkan pembangunan TPS yang dimulai sejak seminggu lalu itu dipastikan bakal menurunkan jumlah pembeli. Selain itu, lahan parkir tidak bisa dipergunakan untuk salat Idul Fitri sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. ''Tidak hanya kami yang dirugikan, tapi warga sekitar juga tidak lagi bisa salat Id di sini. Sebab, di tengah area sudah dipenuhi sampah. Kami menuntut TPS yang belum difungsikan itu segera dibongkar,'' kata Sulis. Pedagang meminta TPS lama di dalam pasar dioptimalkan kembali, meski kini lahan selebar 14 m itu sekitar separonya dialihfungsikan menjadi kamar mandi dan tempat penitipan sepeda motor. ''TPS lama masih bisa dioptimalkan, tidak perlu membangun yang baru,'' ujarnya. Pelaksana harian (Plh) Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Drs Satria Teguh Subroto menjelaskan pembangunan TPS di taman parkir tersebut perlu karena TPS di dalam pasar sudah over load. Dengan ukuran 12 m2 TPS di dalam pasar tidak cukup untuk menampung sampah yang diproduksi ratusan pedagang di pasar hasil bumi itu. ''Meski demikian, kami akan mengkaji ulang TPS yang diprotes sebagian pedagang itu,'' ujarnya. (G13-27) Post Date : 24 April 2006 |