|
MASYARAKAT Kota Bandung rupanya harus lebih lama lagi menutup hidung saat ini. Bau sampah yang menyengat, akibat tumpukan sampah di sejumlah sudut kota, sepertinya akan berlangsung lebih lama lagi. Pemandangan sareukseuk heurin ku runtah pun akan semakin lengkap, karena lahan untuk tempat pembuangan akhir (TPA) tak kunjung ditemukan apalagi dipergunakan dalam waktu dekat. Angin segar dari Kab. Bandung yang menyodorkan Pasir Legok Nangka, Nagreg sebagai TPA sementara, rupanya sukar untuk dapat direalisasikan dalam waktu dekat. Pasalnya, banyak hal menyangkut sarana dan prasarana di Legok Nangka yang belum tersedia. Legok Nangka adalah cekungan yang dikelilingi perbukitan di utara Nagreg. Berjarak sekira 40 km dari titik nol Kota Bandung dan berada di sebelah kiri jalan raya Bandung - Tasikmalaya dari arah Bandung. Tanah di Legok Nangka tergolong cukup kering dan agak tandus. Hanya sebagian kecil masyarakat sekitar yang memanfaatkannya sebagai kebun, seperti ubi jalar (singkong). Lahan sisanya hanya ditumbuhi semak belukar. Masyarakat sekitar menyebut Legok Nangka sebagai pasir (Sunda: gunung kecil), bukan kampung, karena tak ada perkampungan warga. Secara administratif, lokasi tersebut berada di Desa Ciherang, Kec. Nagreg, Kab. Bandung. Jalan masuk menuju Pasir Legok Nangka ditempuh dari Kampung Pamucatan, Desa/Kec. Nagreg, Kab. Bandung, tepat sebelum turunan tajam jalan Nagreg. Jalan masuk juga dapat ditempuh melalui Pos Tangan. Jalan tembus di samping pos polisi yang berada di bawah tugu berbentuk telapak tangan terbuka. Kendala utama untuk menjangkau Legok Nangka tentu saja jalan menuju tempat rencana TPA yang berjarak 2,5 km dari jalan raya Nagreg. Jalan masuk itu dalam kondisi rusak berat, sempit, dan menanjak tajam. Rasa-rasanya hampir tak mungkin truk sampah dapat melalui jalan itu sekarang. Dengan kata lain, jika Pemkot Bandung berencana menjadikan Legok Nangka sebagai TPA darurat yang harus digunakan dengan segera, tentunya infrastruktur jalan harus diperbaiki dulu. Tak hanya meratakannya, melainkan juga memperlebar badan jalan. Berbeda dengan keinginan warga Kota Bandung yang meminta sampah diangkut segera, perbaikan jalan menuju Legok Nangka diperkirakan tak dapat dilakukan dalam tempo satu - dua minggu. Terlebih lagi, Nagreg adalah jalan nasional dengan intensitas kendaraan yang cukup padat. Kondisi geografis jalan yang menanjak tajam membuat banyak terjadi kecelakaan ataupun kemacetan panjang di daerah ini. Tak dapat dibayangkan, betapa macet di daerah Nagreg nanti. Kecuali, dipikirkan jalan keluar-masuk lain yang lebih memungkinkan. (Deni Yudiawan/PR) Post Date : 12 Mei 2006 |