Akrabi Sampah Melalui Pameran Kerajinan Barang Bekas

Sumber:Pikiran Rakyat - 27 September 2010
Kategori:Sampah Luar Jakarta

ADA kebanggaan tersendiri ketika RW 07, Kelurahan Cipamokolan, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung menjadi satu-satunya rukun warga (RW) yang mampu mengadakan pameran barang bekas kemasan tingkat RW yang diikuti oleh seluruh rukun tetangga (RT).

"Berarti ada respons positif dari masyarakat mengenai pengelolaan sampah kemasan," kata Koordinator Seksi Humas dan Umum RW 07 Witarsa Wattarman, saat ditemui "PR", di Gedung Serbaguna RW 07, Kota Bandung, Minggu (26/9).

Tiga tahun yang lalu, tepatnya 2007, kata dia, merupakan titik balik bagi RW 7 untuk bisa mengelola sampah dengan baik, karena waktu itu sampah sempat menumpuk di setiap rumah warga selama dua minggu.

"Bayangkan, dari dulu hingga sekarang kami tidak memiliki tempat pembuangan sampah sementara (TPS). Oleh karena itu, kita harus mempunyai motivasi untuk bisa mengelola sampah," katanya.

Dari permasalahan itu, menurut dia, pengurus mencari cara bagaimana mengubah perilaku warga yang asalnya musuh sampah menjadi sahabat sampah. Akhirnya, tercetus untuk memberikan penghargaan kepada setiap RT yang mampu mengolah dan memanfaatkan sampah dengan baik.

"Karena sudah ikut berpatisipasi untuk mengelola sampah kita akan memberikan penghargaan berupa piagam. Bentuknya memang sederhana, tetapi menurut kami itu penting," katanya.

Kesadaran

Dari situlah, menurut dia, RW 7 kemudian perlahan-lahan mampu meningkatkan kesadaran warga. " Alhamdulillah, tahun lalu kami masuk lima besar pada lomba yang diselenggarakan Bandung Green and Clean," tuturnya.

Untuk mempertahankan prestasi itu dan bahkan menjadi yang terbaik, dirinya beserta warga berinisiatif mengadakan pameran kerajinan barang bekas kemasan antar RT di lingkungan RW 7 kel. Cipamokolan, Kec. Rancasari, Kota Bandung. "Pameran tersebut diikuti empat belas RT dan ibu-ibu PKK," tuturnya.

Setiap RT dituntut untuk menunjukkan karya terbaik dalam mengolah limbah kemasan. Keikutsertaan mereka menjadi cermin kepedulian terhadap sampah.

"Ada vas bunga, mangkok pernak pernik, boneka dari kain perca, hiasan yang digantung di depan pintu. Yang paling kreatif adalah botol kemasan bekas minuman mineral yang dibuat tempat lilin," ujarnya.

Dia berharap, kegiatan pameran tersbut bisa terus berlanjut bahkan pengelolaan sampah bisa diteruskan dengan membuat bank sampah.

"Insya Allah, tahun depan kita akan membuat bank sampah di belakang gedung serbaguna," katanya. (Miradin Syahbana Rizky/"PR")



Post Date : 27 September 2010