|
TASIKMALAYA, (PR).- Jumlah pasien diare yang masuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tasikmalaya terus meningkat. Jika selama September hanya ada 113 pasien, bulan Oktober meningkat jadi 301 pasien. Peningkatan itu erat kaitannya dengan musim kemarau yang berkepanjangan. Warga semakin kesulitan mendapatkan air bersih sehingga tidak sedikit masyarakat yang terpaksa harus mengonsumsi air yang kurang higienis. "Jumlah pasien diare akhir-akhir ini memang ada peningkatan cukup signifikan. Hal itu diakibatkan sanitasi air bersih kurang mendukung. Akibat kemarau, masyarakat banyak yang kesulitan air bersih," ungkap Kabag Pelayanan RSUD Tasikmalaya H. Aceng Sulaeman, Senin (6/11). Menurutnya, tiap hari pasien diare ada yang masuk RSUD, bahkan dalam sehari pernah sampai 18 pasien. Untuk pasien diare yang masuk Minggu (5/11) saja ada 9 pasien diare. Umumnya, kata Aceng, pasien diare yang dirujuk ke RSUD biasanya dalam kondisi parah. Sementara yang masih bisa ditangani di puskesmas jarang dirujuk ke RSUD dan dilakukan perawatan di puskesmas. Peningkatan jumlah pasien diare, ungkap Aceng, selain karena faktor air, ada kecenderungan akibat faktor cuaca. Apalagi musim pancaroba seperti sekarang banyak menimbulkan penyakit, terutama diare, DBD, dan ispa. Wadir Pelayanan RSUD Tasikmalaya dr. H. Cecep Zainal Kholis mengatakan, pasien yang masuk RSUD disediakan kamar khusus. Sementara itu, menanggapi banyaknya pasien yang dirawat di RSUD, Kadinkes Kota Tasik, drg. H. Akhmad Harris, M. Kes saat dihubungi melalui saluran telefon, Senin (6/11) menjelaskan, hal itu dampak dari suksesnya sosialisasi perawatan gratis kelas 3 bagi gakin.(Tif/E-33/E-17) Post Date : 07 November 2006 |