Indramayu, Kompas - Puluhan warga Kampung Oyoran, Desa Krangkeng, Kecamatan Krangkeng, Indramayu, berebut air bersih yang dipasok dua tangki PDAM, Rabu (11/11). Di tengah rebutan itu, sejumlah warga bahkan sempat berunjuk rasa dan berorasi menuntut PDAM memberi pelayanan kepada mereka.
Rebutan air dan demonstrasi itu melibatkan anak-anak muda, bapak-bapak, dan kaum ibu. Para ibu memilih mengantre air minum yang disuplai PDAM. Adapun kaum muda berorasi menuntut PDAM tidak mengabaikan warga miskin yang kekurangan air sambil membawa poster yang isinya mengecam kinerja PDAM.
Mariam (45), seorang warga, mengatakan, warga nekat berunjuk rasa karena sudah kesal dengan PDAM. Selama ini air tangki bantuan PDAM hanya diberikan khusus ke pelanggan, sedangkan warga lain yang juga kekeringan tidak dipasok bantuan air. "Setiap hari terpaksa saya beli air Rp 5.000 untuk minum dan sebagainya. Kalau mencuci, terpaksa pakai air sungai," katanya.
Hal senada diakui Satimun (30), warga. Menurut Satimun, air sumur sudah kering. Kalaupun ada air, rasanya asin. Unjuk rasa, ujar Satimun, sengaja dilakukan bersamaan dengan jadwal suplai air karena warga mendengar Direktur PDAM akan datang untuk mengantar langsung air tangki ke warga. "Kami ingin ia (Direktur PDAM) tahu begini ini, lho, kondisi rakyatnya," ujarnya.
Pamong Desa Krangkeng Abdul Rochim mengatakan, sudah dua bulan warga kesulitan air bersih. Selama itu kebutuhan air bersih diperoleh dengan membeli dari kampung terdekat atau pedagang air keliling. Sebelum air irigasi dari Bendung Rentang dialirkan pada Minggu (8/11), selama sebulan lebih sejumlah warga terpaksa mandi dengan air kotor.
Untuk minum, warga umumnya membeli air minum kemasan isi ulang. Minimal, satu rumah membutuhkan 3-8 jeriken air bersih per hari, atau harus menyiapkan Rp 3.000-Rp 8.000 per hari, untuk membeli air bersih. Sebelum kemarau, harga air bersih hanya berkisar Rp 300 per jeriken, tetapi melonjak saat masyarakat benar-benar butuh air bersih. "Kami sudah pernah demo ke PDAM minta air, tetapi tetap saja airnya tidak mengalir," kata Abdul.
Saat ditemui di lokasi, Suyanto, Direktur Utama PDAM Darma Ayu, membantah, PDAM tidak pernah menyuplai air untuk warga Oyoran. Menurut Suyanto, hampir setiap hari tangki PDAM datang dan menyuplai air kebutuhan warga, baik pelanggan maupun bukan. Ia mengatakan, pada kemarau ini daerah Krangkeng mengalami kekeringan terparah.
Produksi air turun
Siswoyo, Direktur Teknik PDAM Darma Ayu, mengakui, kekurangan air juga dialami sejumlah pelanggan PDAM di Indramayu. Turunnya produksi air selama kemarau dan tidak efisiennya instalasi jaringan distribusi air bersih menjadi penyebab.
"Hanya 80 persen instalasi penyaluran air PDAM yang berfungsi baik. Banyak pipa sudah rusak dan tua sehingga penyaluran air tidak maksimal, apalagi sampai ke daerah yang paling jauh," ujar Siswoyo. Seharusnya, dengan kapasitas produksi air bersih 720 liter per detik, PDAM Darma Ayu mampu melayani 70.000 pelanggan. Namun, saat ini untuk melayani 61.000 pelanggan saja PDAM Tirta Ayu kesulitan. (NIT/THT) Foto : 1 Kompas/Siwi Yunita Cahyaningrum
Warga Desa Krangkeng, Kecamatan Krangkeng, Indramayu, Rabu (11/11), berunjuk rasa menuntut PDAM Darma Ayu memasok air yang cukup bagi mereka.
Post Date : 12 November 2009
|