|
KENDAL--MIOL: Akibat menyusutnya debit air di beberapa waduk dan terjadinya kerusakan cukup parah hingga mencapai puluhan kilometer di saluran irigasi, ratusan hektare (Ha) lahan persawahan di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, kekeringan dan tak dapat ditanami pada musim tanam tahun ini. Pemantauan Media di berbagai lokasi areal pertanian kemarin, Rabu (25/5) ratusan Ha lahan persawahan, terutama di beberapa Kecamatan seperti Sukorejo, Patean, Singorojo, Limbangan, Boja dan Cepiring, Patebon dan Pegandon terancam kekeringan akibat ketiadaan air hingga ke lokasi pertanian tersebut. Akibatnya ratusan hektare lahan persawahan yang seharusnya sudah memulai musim tanam, terutama komuditi padi terpaksa tertunda, meskipun di antaranya terpaksa melakukan penanaman palawija, namun tidak sedikit lahan persawahan dianggurkan atau tidak dapat berproduksi karena memang tidak ada air. "Kalau di daerah bawah seperti Cepiring, Weleri, Kendal, Kaliwungu, Patebon dan Pegandon masih dapat mensiasati dengan membuat sumur untuk menyirami palawija, tetapi daerah atas seperti Sukorejo, Patean, Singorojo, Limbangan dan Boja hal itu sulit dilakukan," kata Wagisan, 53, seorang petani di Singorojo, Kendal. Dengan kondisi ketiadaan air untuk areal sawah, kata Wagisan, terpaksa para petani di daerah atas membiarkan lahan sawahnya yang mencapai ratusan hektare tidak berproduksi. Bahkan sawah-sawah dan ladang dibiarkan kering kerontang sambil menunggu datangnya air baik dari air hujan ataupun pengairan. Secara terpisah Kepala Dinas Pengairan Kendal Sugiyono mengatakan ketiadaan air untuk persawahan di beberapa kecamatan di Kendal itu karena ada beberapa masalah yang terjadi, yaitu terjadinya penyusutan debit air di beberapa waduk hingga lebih dari 25 persen, serta terjadinya kerusakan beberapa saluran irigasi. Akibat kerusakan saluran irigasi yang mencapai beberapa km seperti terjadi di daerah Bugangin, Kendal tersebut mengakibatkan sekitar 19 Ha lahan sawah bengkok tidak dapat air dan juga ratusan hektare lainnya di sekitar lahan bengkok tersebut. Kerusakan yang terjadi pada saluran irigasi, ujar Sugiyono, terjadi akibat beberapa hal diantaranya danya unsur kesengajaan oleh masyarakat yang berebut air hingga membongkar saluran yang ada dan juga jebol akibat memang kondisi saluran air yang sudah tua. "Kita terus berusaha membenahi saluran yang jebol itu, namun debet air yang ada juga berkurang cukup besar, sehingga air tak dapat sampai ke areal persawahan," kata Sugiyono. (AS/OL-1) Post Date : 25 Mei 2005 |